Jumat, Juli 26, 2024
BogorEkonomi BisnisJawa BaratPemerintahan

Jelang Idul Adha, Harga Pangan di Pasar Tradisional Leuwiliang Bogor Tidak Ada Kenaikan Harga Signifikan

LEUWILIANG,Lensaexpose.com – Jelang lebaran hari Raya Idul Adha, sejumlah bahan pangan dan pokok di Pasar Tradisional Leuwiliang Bogor Jawa-Barat masih relatif normal.

Seperti yang di update per tgl 10 Juni 2024 oleh petugas pengecekan harga di Pasar Tradisional Leuwiliang Bogor, Jaki bahwa sejumlah bahan pangan tidak mengalami kenaikan harga yang signifikan dan masih relatif normal.

Staf unit bagian pengecekan harga bahan pangan dan pokok, Jaki menyampaikan bahwa menjelang hari raya Idul Adha tahun ini belum ada kenaikan harga yang cukup signifikan, dan masih relatif normal.

“Kalau harga pangan sayur mayur saat ini sih masih relatif normal aja, cuman paling harga beras premium aja sekarang ada kenaikan harga jadi Rp. 16.000,- ribu rupiah perkilogram. Tadinya dari harga 14.000,- ribu rupiah,” ujar Jaki kepada Wartawan diruang kerjanya. Senin, (10/06/2024).

Sementara bahan pangan pokok lainnya seperti Cabai, Bawang dan Tomat belum ada kenaikan harga masih relatif normal saja.

“Tomat sempat naik 20 ribu, sekarang turun harga jadi 15 ribu perkilogram. Cabai jenis rawit hijau masih di harga 40 ribu perkilogram, cabai merah besar 45 ribu perkilogram dan cabai jenis keriting 60 ribu perkilogram,” terangnya.

Sedangkan sambung Jaki, Cabai rawit hijau 30 ribu rupiah perkilogram dan cabai rawit merah 40 ribu rupiah perkilogram.

“Jadi belum ada kenaikan harga yang signifikan. Dan harga daging juga masih normal, di harga 130 ribu perkilogram. Paling kalau ada kanaikan itu biasanya di hamin 2 sebelum lebaran,“ ucapnya.

“Itu juga tidak terlalu tinggi sih, paling di harga 140-145 ribu rupiah perkilogram. Dan untuk ketersediaan bahan pokok di pasar Leuwiliang Alhamdulillah masih aman,” tambahnya.

Kendati demikian, pasca mengalami kebakaran pada bulan September 2023 lalu, menurut Jaki, para pengunjung pasar semakin berkurang. Para pedagang pun tidak sedikit yang mengeluhkan hal tersebut.

“Setelah kebakaran aja pengunjung pasar berkurang, dan pedagang juga pada ngeluh. Jadi perekonomian di pasar tidak stabil seperti biasanya. Contoh, seperti pedagang bawang yang biasanya habis 100 kilogram, sekarang hanya terjual di 50 kilogram aja.

Jadi terpaksa mereka kurangin, terus dari segi lahan yang disediakan juga pada sempit katanya,” ungkapnya.

“Saya harap sih segera ada percepatan pembangunan lagi, supaya para pedagang bisa menempati tempat yang bersih dan layak lah. Terus perekonomian juga bisa pulih kembali,” pungkasnya.

Hal sedana juga diungkapkan oleh Jhoni (35) salah satu pedagang sayur mayur di pasar Leuwiliang tersebut. Dirinya menyatakan bahwa untuk bahan pangan belum ada kenaikan harga yang signifikan.

“Belum ada kenaikan harga yang tinggi sih, cabai juga yang biasanya harga tinggi sekarang masih normal. Cuman yang lagi naik harga itu timun, tadinya dari harga 7.000 perkilogram, sekarang mencapai 12.000 perkilogram,” ucap Jhoni.

Selain itu, Jhoni juga mengeluhkan pendapatan omset yang kian hari makin merosot pasca lapak para pedagang yang mereka tempati di pasar Leuwiliang tersebut mengalami kebakaran hebat pada tahun 2023 lalu.

“Pokonya setelah kebakaran aja tuh omset para pedagang menurun drastis. Tidak seperti biasanya, pengunjung juga sepi, kalau diceritain mah sedih bang omset kami menurun,” ungkapnya.

“Kalau harapan saya dan para pedagang lainnya, meski ada kenaikan harga, tapi ekonominya stabil. Buat apa harga pangan murah meriah tapi ekonominya sulit,” pungkas Jhoni yang diamini dan di tepuk tanganin oleh para pedagang lainnya. (Rdy)

Loading