Sabtu, April 20, 2024
Pendidikan

SMPN 3 Gunung Sindur Siap Laksanakan KBM Tatap Muka Dengan Protokol Kesehatan

Kab. Bogor, Lensa Expose.com

SMPN 03 Gunung Sindur Kabupaten Bogor menyatakan kesiapan untuk melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar secara tatap muka dengan mengajak seluruh siswa untuk tetap mematuhi Prokes (protokol kesehatan) dengan menerapkan 3 M, yakni mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak jika pemerintah awal tahun 2021 memberikan ijin belajar secara tatap muka. Hal ini disampaikan Sunardi.S.Pd.M.Pd, wakil kepala sekolah SMPN 03 Gunungsindur kepada media ini, Kamis (03/12/2020).

Lebih lanjut dikatakan Sunardi, pandemi virus covid-19 memang masih ada, namun keinginan orangtua yang terus disampaikan kepada sekolah agar kegiatan belajar tidak dilakukan secara daring, tentu menjadi pertimbangan dan akan kita sampaikan ke dinas pendidikan selaku instansi yang berwenang memberikan ijin.

“Jika nanti diperbolehkan, kita juga akan minta pernyataan tertulis dari orangtua siswa, dan mudah mudahan sesuai rencana Pemerintah melalui menteri pendidikan, bahwa untuk KBM tatap muka disekolah akan dilakukan awal Januari 2021 dan pihak sekolah telah mempersiapkan sarana protokol kesehatan, antara lain westafle tempat cuci tangan, alat pengukur suhu badan, masker, hand sanitizer alat semprot disinspektan serta menjaga jarak yang akan diterapkan di SMPN 03 Gunungsindur,”tegasnya.

Dikatakannya beragam reaksi dilontarkan orangtua siswa menanggapi rencana belajar tatap muka yang akan digelar pada Januari 2021, ada yang sepakat dengan rencana itu, meski dengan syarat, guru memperhatikan penerapan protokol kesehatan selama siswa berada di sekolah. Namun, ada juga yang khawatir melepas buah hatinya belajar ke sekolah karena pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.

“Asal penerapan protokol kesehatan benar-benar diperhatikan oleh pihak sekolah, saya tidak masalah dilakukan KBM tatap muka,” ujar salah satu orangtua siswa Echa Surorahman di Gunungsindur,  dan hal senada disampaikan Yayai Sugiarto tokoh desa Rawakalong  kepada media ini, Kamis, (03/12/2020).

Echa Surorahman merasa tak khawatir melepas anaknya ke sekolah asal aktivitas belajar tatap muka digelar dengan menerapkan protokol kesehatan ketat seperti yang dianjurkan pemerintah. Menurutnya, butuh adaptasi menerapkan belajar online yang selama ini dijalani. Sebab, dirinya tak pernah mengecap belajar secara online. Adaptasi itu di antaranya, menyediakan pulsa internet, ponsel, hingga mendampingi anak menyelesaikan tugas sekolah.

“Pembelajaran daring pakai handphone, malah buat anak makin sering main game pakai handphone, bingung juga,” keluh Echa.

Orangtua lainnya, Selyanti juga tak keberatan jika belajar tatap muka digelar. Apalagi, anaknya sempat mengatakan ingin kembali belajar di sekolah. Anaknya sering bercerita ingin bertemu teman-teman dan para guru.

“Insya Allah selama protokol kesehatan diterapkan, saya sendiri tidak terlalu khawatir. Namun guru dan pihak sekolah harus mengawasi penerapan protokol kesehatan,” ucap Serliyanti.

Penulis : Zulfikar

Loading