Waduh! Pasien Di Rumah Sakit Leuwiliang Ngamuk-ngamuk Depan Pintu IGD
Leuwiliang,Lensaexpose.com – Keluarga pasien ngamuk dan caci-maki orang RSUD Leuwiliang, Kabupaten Bogor kembali terjadi. Peristiwa itu terekam Vidio amatir dan viral di media sosial tiktok.
Rekaman video itu dua orang diduga keluarga pasien ngamuk dan melontarkan perkataan kasar yang seakan menyerang diduga dokter RSUD Leuwiliang.
Terlihat, kejadian itu tepat berada di pintu IGD sebelah samping kanan Gedung RSUD Leuwiliang. Beberapa orang mencoba menenangkan dan melerai dua pria ngamuk tersebut.
Dalam keterangan vidio tersebut, bahwa permasalahan itu, pihak rumah sakit diduga tidak memberikan mobil ambulan namun malah menyembunyikannya, terhadap keluarga pasien yang sedang mengalami kritis.
“Mana ada rumah sakit ketika pasien koma membutuhkan ambulan lalu mobil ambulan itu di diumpetin? Ya cuma rumah sakit RSUD Leuwiliang aja, sudah terlalu banyak korban yang kehilangan nyawa dikarenakan pelayanan yang sangat amat buruk,” tulis Akun tiktok @Selvi Damayanti27. Dikutip Sabtu (11/11/2023).
“Bahkan ketika Kaka saya koma banyak kekurangan darah pas membutuhkan ambulan malah di umpetin di gudang rumah sakit,” tambahnya.
Dia menuding, kejadian serupa dan banyak menghilangkan nyawa di RSUD Leuwiliang sudah sering terjadi.
“Harus wajib laporkan dan Viralkan bukan cuman satu dua kali kejadian ini sudah terlalu sering menghilangkan banyak nyawa karena dokter dan susternya terlalu Lalay dengan keselamatan nyawa orang lain,” tulis akun itu.
Hingga saat ini, vidio berdurasi 1.34 menit itu telah di lihat ribuan orang dan 5181 suka dan ratusan komentar.
Dalam komentar netizen banyak yang mendukung kejadian tersebut perlu di Viralkan dan menceritakan pengalaman buruknya terhadap pelayanan kesehatan yang kurang mengenakan di RSUD Leuwiliang tersebut.
Hingga berita ini, diturunkan Belum ada jawaban dari pihak rumah sakit. Sebab Jurnal Bogor mencoba menghubungi bagian Humas RSUD Leuwiliang hingga sore masih ceklis satu. Selain itu belum diketahui juga warga mana yang ngamuk dan kapan dalam kejadian tersebut.
Sebelumnya juga sempat viral, Kepala Desa (Kades) Sadeng, Yanuar Lesmana dan kades Kalong Satu Yeyen, ngamuk di depan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang. Diduga, amukan sang Kades ditenggarai karena buruknya pelayanan RSUD Leuwiliang.
Sementara dikutip dari Instagram rsudleuwiliang, Sabtu (11/11/2023), pihak RSDU Leuwiliang menjelaskan asal mula kejadian. Berikut ini kronologisnya.
Pasien datang pada hari kamis 9 Nov 2023 sekitar pukul 18.15 WIB di antar oleh 1 orang temannya pasca kecelakaan lalulintas. Pasien Diterima oleh petugas IGD dalam keadaan sadar dan dapat berkomunikasi, kemudian dilakukan pemeriksaan oleh dokter, mendapatkan terapi, dilakukan pembersihan luka, merawat luka, memasang spalk pada kaki kiri, memberikan suntikan obat penghilang nyeri.
Dokter memberikan penjelasan kepada keluarga bahwa kondisi pasien dalam keadaan sadar dan dapat berkomunikasi dengan petugas, kemudian dijelaskan bahwa pasien dapat dirawat di RSUD Leuwiliang untuk kondisi patah kakinya dan jika setelah pemeriksaan lanjutan dibutuhkan dokter spesialis bedah syaraf, maka akan dirujuk ke Rumah Sakit yang memiliki dokter spesialis bedah saraf, karena RSUD Leuwiliang belum memiliki dokter spesialis bedah saraf.
Keluarga pasien datang yaitu orang tua pasien dan dokter memberikan edukasi kembali, tetapi mengatakan tetap menunggu suami pasien datang.
Setelah suami datang, diberikan edukasi kembali oleh dokter tentang kondisi pasien sesuai penjelasan di atas.
Ketika dijelaskan prosedur rujukan, keluarga ingin langsung membawa pasien ke rumah sakit lain dengan kendaraan sendiri.
Dokter menjelaskan prosedur rujukan antar Rumah Sakit harus melalui SPGDT (Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu), sehingga Rumah Sakit yang akan menjadi tempat rujukan, mengetahui kondisi dan kebutuhan pasien.
Setelah Rumah Sakit yang dituju siap menerima pasien maka pasien akan diantar menggunakan ambulance Rumah Sakit dengan didampingi oleh tenaga kesehatan(perawat/dokter) RSUD Leuwiliang.
Tetapi setelah dijelaskan, keluarga pasien tetap akan membawa pasien memakai kendaraan sendiri.
Dokter melakukan edukasi ulang terkait prosedur SPGDT beberapa kali untuk menjaga agar kondisi pasien tetap stabil.
Suami dan keluarga tetap menolak menggunakan sistem Rujukan (SPGDT) dan tetap akan menggunakan kendaraan sendiri. Dan ternyata petugas Rumah Sakit melihat telah ada kendaraan yang menjemput pasien tersebut. (Rdy)