Selasa, April 30, 2024
DaerahPemerintahanSosial & Budaya

Wabup Cirebon Mimi Ayu Hadiri Rakor Dan Buka Puasa Bersama MUI Dan Ulama

CIREBON – Wakil Bupati Cirebon Hj. Wahyu Tjiptaningsih, SE, M.Si yang akrab disapa Mimi Ayu hadiri Rakor dan Buka Puasa Bersama Pengurus MUI Kab. Cirebon. Acara di selenggarakan di Kantor MUI Kab. Cirebon yang beralamat di Jl. Sunan Kalijaga No.2B, Sumber, Kec. Sumber, Kabupaten Cirebon, Sabtu 23/04/22.

Selain Mimi Ayu, hadir pula Ketua MUI Kab. Cirebon, KH. Zamzami, Pengasuh Ponpes Babakan Ciwaringin Cirebon beserta jajaran MUI, Penasehat MUI, KH. Moh. Usamah Mansyur, Pengasuh Ponpes Annashuha Kali Mukti Pabedilan Cirebon, Rois Syuryah PCNU.

KH. Wawan Arwani, Pengasuh Ponpes Nur-Arwani Buntet Pesantren Cirebon, Ketua PCNU Kab. Cirebon KH. Aziz Hakim Syaerozie, Pengasuh Ponpes As-Salafi Babakan Ciwaringin Cirebon, Sultan Keraton Kaprabonan Cirebon ke-XI. Pangeran Handi. Hadir pula tokoh Nasional H. Eman Bendahara PBNU, dan tokoh Ulama lainnya.

Dalam sambutanya Ketua MUI Kab. Cirebon KH. Zamzami menyampaikan sekilas tentang silsilah pendiri Cirebon, yang di sampaikan dalam forum rakor dan bukber.

KH. Zamzami mengatakan, Mbah Kuwu Cirebon yang kita kenal dengan Pangeran Cakrabuana adalah merupakan tokoh sentral berdirinya Cirebon.

Ia menceritakan, berdirinya Kerajaan Islam di Cirebon tidak terlepas dari peran Pangeran Cakrabuana (Mbah Kuwu Cirebon) dan keponakannya yang sekaligus menantunya bernama Syekh Syarif Hidayatullah yang di kenal dengan Sunan Gunung Jati.

“Kedua tokoh tersebut adalah tokoh sentral yang mengawali dan melanjutkan keberlangsungan Kerajaan Islam yang kemudian Islam berkembang menjadi besar.

“Kedua tokoh tersebut memiliki sejarah penting bagi Umat Islam khususnya di Kab. Cirebon Jawa Barat dan sekitarnya, mengingat kiprah dari kedua tokoh sentral tersebut dalam menggagas berdirinya Cirebon dan membesarkan Islam yang sangat konsisten saat itu, sehingga sangat berjasa besar, ” tegasnya.

Atas jasa-jasanya, pihaknya mengusulkan agar diadakan Haul Agung Mbah Kuwu Cirebon dan Kanjeng Sunan Gunung Jati (wali Songo) agar sejarah tersebut dapat di kenang sebagai pengingat dan pelajaran bagi generasi kedepannya, sehingga Cirebon tidak kehilangan jadi dirinya sebagai Kabupaten yang memiliki nilai religius,” ujar Zamzami.

“Belum lagi warisan kuliner yang saat ini kita kenal dengan Empal Gentong, Tahu Gejrod, Docang, Nasi Lengko dll, yang butuh di patenkan, sekaligus perhatian dari pemerintah,” pungkasnya.

Menanggapi hal tersebut Wakil Bupati yang akrab di sapa Mimi Ayu dalam sambutannya mengatakan, pihaknya.mengapresiasi apa yang menjadi ide dan gagasan dari Ketua MUI, mengingat ide tersebut adalah sangat di butuhkan untuk masukan kepada Pemkab, sebab pemerintah Kab. Cirebon sangat membutuhkan masukan-masukan dari berbagai komponen masyarakat termasuk MUI.

Mimi Ayu menyampaikan banyak terimakasih kepada MUI, dan berharap agar dalam kepengurusan MUI saat ini lebih proaktif, sehingga terlihat hidup dan banyak memberikan sumbangsih pemikiran yang tentunya akan banyak bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Cirebon, tutur Ayu.

“Memang saya lihat MUI saat ini lebih proaktif dengan banyaknya ide dan gagasan namun saya berharap lebih ditingkatkan, agar tentunya akan sangat bermanfaat bagi Pemerintah dan masyarakat.

“Apa lagi dengan adanya rencana haul Agung Mbah Kuwu Cirebon dan Kanjeng Sunan Gunung Jati, tentunya ini akan membawa keberkahan bagi Cirebon, mengingat yang akan diperingati adalah bagian dari Wali Songo yang sangat kharismatik bagi kalangan Umat Islam di Cirebon dan sekitarnya.

Terkait dengan kuliner khas Cirebon, Mimi Ayu mengatakan, Pemkab Cirebon telah melakukan pembinaan dan bantuan permodalan melalui dinas terkait, dan kedepan akan lebih di perhatikan lagi demi perkembangan ekonomi, sekaligus menjaga kuliner warisan leluhur ” pungkas Mimi Ayu. (Piryanto)

Loading