Antara Mati, Tidur dan Puasa, Itu Berbeda… Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil. (Penerasi Jogja Sumatera)
Jogya | Lensa Expose.com
Kisah pemuda yang mengalami, sebab dinamika dialami yang hidup, baik dalam keadaan tidur maupun puasa atau menahan diri dalam keadaan tertentukan, maka ini bukan kisah pemuda mati.
Pemuda tersebut hidup di zaman ini, bukan zaman dahulu kala sebagaimana banyak dikisahkan dalam berbagai literasi dan kesempatan di gua, saat pengasingan mau pun di hutan-hutan. Pemuda tersebut hidup dalam denyut nadi saat sekarang.
Dikatakan pemuda lantaran dekat dengan yang namanya perjuangan, namun bukan di medan pertempuran yang digambarkan dalam film-film sebagai pahlawan kekinian, bukan lah! pemuda itu hidup, tidak sekedar ditidurkan hingga tidak menyadari alam sekitar. Jika mati maka tidak bangun sebagaimana bangun dari tidur, pemuda tersebut senantiasa hidup, artinya dia berusaha mati terhadap kejelekan, dosa dan potensi ke arah kekejian, dan bangun jika sudah saatnya.
Sengaja tidur dengan perintah Tuhan untuk melaksanakan puasa atau menahan diri dan melaksanakan tujuan utama hidup, sebagaimana perintah Tuhan jua. Dia hidup dengan kaidah “melaksanakan” dan “menghindar”!
Jelas bukan sekedar tertidur dengan mengandalkan kerumunan meski sering kompak namun kadang berbantah-bantahan, apalagi mati, bukan lah! Bukan juga berarti tidak bisa bikin huru-hara atau semacam kegaduhan, dia muda, dia bisa! Namun sering kali terngiang seruan tentang kesempatan istimewa tidak akan terulang sama bahkan untuk memperbaiki ulah tersebut di atas tidak ada jaminan, justru akan dipertanggungjawabkan, di berpuasa!
Ya, puasa! Saat dunia tidak bersedia membersamai, pemuda itu hidup dengan kesejatiannya. Melaksanakan kaidah dinamika itu, puasa adalah di antara amalan ibarat alat adalah pendongkrak agar lebih giat terhadap amalan kebaikan lain; senantiasa berkelanjutan dan berkesinambungan.
Dia hidup menuju kesejatian sebagai pemuda dengan berpuasa. Dia belajar, memahami dan menjalani sebagaimana orang-orang hidup, dapat merespon dan menahan, sebab dia tidak tidur apalagi mati. Dia hidup dan dia berpuasa!