Selasa, Oktober 15, 2024
BogorJawa BaratPendidikanSosial & BudayaStyle

Yayasan Metamorfosis Menuju Inklusi Luncurkan Program Youth Engagement In STEM

BOGOR,Lensaexpose.com –  Yayasan Metamorfosis Menuju Inklusi meluncurkan sebuah program bertajuk Youth Engagement In STEM dengan tujuan untuk memotivasi dan mendorong pelajar dan mahasiswa muda (khususnya perempuan) berani terjun dalam dunia sains, teknologi, mesin, dan matematika.

Kegiatan peluncuran program ini dihadiri oleh 120 peserta berasal dari perwakilan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kedutaan Besar Amerika Serikat, Pemkot Bogor, Dinas Pendidikan Kota Bogor, dan berbagai lembaga di kota Bogor beserta siswa siswi dari 5 sekolah yang ada di Kota dan Kabupaten Bogor.

Ketua Yayasan Metamorfosis Menuju Inklusi, Moudy Cynthia menyebutkan bahwa tidak seperti laki-laki, perempuan menghadapi lebih banyak tantangan untuk memasuki pendidikan, dan pekerjaan berbasis STEM.

Moudy menjelaskan sebuah survei yang diadakan oleh Women in Mining and Energy (WiME) Indonesia tahun 2020, menemukan dari 172 responden yang lulus sekolah di bidang STEM, hanya 24 orang yang bekerja di sektor STEM.

Sebanyak 7% responden menyatakan posisi-posisi pekerjaan yang dibuka ditujukan untuk pelamar laki-laki, dan 51% responden mengatakan bahwa mereka tidak percaya diri memasuki lingkungan kerja yang didominasi oleh kaum laki – laki.

“Faktor keluarga juga menjadi sebuah tantangan. Banyak keluarga yang berharap anak-anak perempuan mereka bekerja di profesi yang dipandang sebagai pekerjaan perempuan,” ungkap Moudy Cynthia.

Ia menegaskan, melalui project Youth Engagement in STEM (YES), Yayasan Metamorfosis Menuju Inklusi dan Kedutaan Amerika Serikat ingin menjawab tantangan – tantangan yang dihadapi banyak anak muda Perempuan.

YES project akan bekerja dengan pihak Sekolah Menengah Atas (SMA), untuk mendorong dan memotivasi anak-anak pelajar khususnya pelajar perempuan untuk mengambil subyek berbasis STEM, dalam kegiatan bertajuk YES Hangout.

“Metamorfosis juga akan bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan dan organisasi berbasis STEM untuk memberikan peluang magang kepada para mahasiswi yang terseleksi melalui kegiatan YES Academy,” ujarnya.

Selanjutnya Metamorfosis juga akan melibatkan para orang tua dalam kegiatan penyadartahuan tentang peran dan manfaat anak muda bekerja di sektor STEM. Para orang tua kemudian akan diajak untuk melihat aktifitas magang anak-anak mereka.

“Ini merupakan upaya penyadartahuan untuk menghilangkan stereotip bahwa anak perempuan hanya cocok bekerja di pekerjaan-pekerjaan yang dipandang sebagai pekerjaan perempuan,” tukas Moudy Cynthia.

Sementara Dr. Restu Gunawan, M. Hum., Perwakilan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyampaikan bahwa STEM harus dimanfaatkan pula untuk pemajuan kebudayaan dan penting untuk menata masa depan Indonesia yang lebih cerah.

“Pemajuan kebudayaan untuk membangun karakter bangsa dan meningkatkan ketahanan budaya dapat dilakukan dengan internalisasi nilai budaya, inovasi, peningkatan adaptasi menghadapi perubahan, komunikasi lintas budaya, dan kolaborasi antar budaya,” jelasnya.

Sedangkan Wakil Atase Kebudayaan Kedutaan Besar AS Mary Trechock mengatakan, bahwa Amerika Serikat berkomitmen untuk memperkuat kemitraan jangka panjang dengan Indonesia dan memperluas hubungan antar masyarakat melalui kesempatan pendidikan dan mendorong partisipasi aktif generasi muda di bidang STEM dengan perspektif kesetaraan gender.

“Dalam program YES ini, para peserta akan terlibat dan berpartisipasi aktif dalam pendidikan yang lebih inklusif dan dengan kesetaraan gender di bidang STEM,” jelas Marry Trechock. (Rdy)

Loading