SYAIR SYIAR DALAM GUBAHAN
Oleh : Nanang Isom (Wakil Kepala Pondok Pesantren Al-Mukhlishin)
BOGOR,Lensaexpose.com – Untaian syair lagu yang digubah Ebiet G. Ade, menyentuh kalbu dan mengusik diri bergerak untuk berkarya. Coba diulang lagi.
Perjalanan ini terasa sangat mengesankan
Sayang engkau tak duduk di sampingku kawan
Banyak ceritra yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan…
Tubuhku terguncang dihempas batu jalanan
Sungguh tak ada kisah perjalanan yang tak akan berakhir. Aku, anda dan siapa pun hidup di negeri mana saja, diploksok alam ujung dunia dengan penuh titel depan belakang dan amanah jabatannya. Semua sementara.
Benar, kehidupan memancarkan banyak citra, dan warna-warni.
Ada ego tak terkendali, ada cinta, kemandirian dipaksakan, ketabahan, kesederhanaan, pura pura tak ingat orang membaca kedip mata, juga kerut muka tersirat diwajahnya dan untaian dibalik katanya,l. Ada pula ketulusan, kesadaran, ketabahan dan religiotas sertakan kesabaran itu tiada batas.
Melakukan studi mandiri sambil belajar secara terbuka dari dan bersama sahabat sahabat yang hatinya tulus selalu merespon ikhlas di sekeliling kita, semuanya sangat bermakna untuk memberikan pelayanan pengabdian diri, tambah ilmu, pengalaman berinteraksi baru, mempertinggi efektivitas, dan memperluas wawasan. Semua berbatas waktu.
Tubuh kitapun terguncang dihempas proses perjalanaan batas akhir pengabdian dalam menjalani batas akhir hayat, berharap Husnul khatimah.
Rekaman perjalanan hidup seseorang bukan sekedar kenangan, juga reportase kemanusiaan dalam pengabdiaannya termasuk nilai ibadah untuk mengharap rido Allah.
Dus, bagaimana kita menjalani proses hidup dan memahaminya dan mau membangun peradaban madani yang semakin sadar. Sudahkan program kerjanya terpenuhi atau masih dalam mimpi. Tinggikanlah cita citanya, setinggi bintang dilangit dan rendahkanlah hatinya serendah mutiara di dasar lautan.
Tetaplah semangat dan nyatakan dalam tindakan santun yang bijak yang dipandu rukun iman dan visioner. Visinya sejahtera di dunia dan bahagia di akhirat kelak.
Semoga bukan hanya semangat, tapi juga bernyali sebagai hamba yang sabar menghadapi ujian hidup dalam kehidupan yang pandai bersyukur untuk melaksanakan pengabdian diri sampai tuntas.
Siapapun melihat dengan mata. Menyimak disertai fokus mendengar. Berbicara yang bermakna bagi hidup dan kehidupan.Menyentuh dengan perasaan. Bergerak dengan kesadaran yang terprogram. Berdiri dengan berpijak kuat. Berbagi dengan tulus.
Akan ditemukan mimpinya dan berubah dengan penuh kebaikan. (*)