Petani di Daerah Pajampangan Keluhkan Harga Gabah Murah di Saat Panen Padi
Sukabumi, Lensa Expose.com
Selama tiga bulan kurang lebih petani dari mulai proses mengolah sawah dan merawat padi hingga saat panen tiba. Bukan waktu yang singkat, namun di sertai dengan pengorbanan tenaga dan keringat saat mereka bekerja mengolah sawah tersebut.
Kini tibalah waktunya mereka menuai apa yang di tanam itu, yaitu padi dengan berbagai jenis bibit padi unggulnya.
Seperti yang tengah di lakukan petani yang ada di daerah Kampung Pasangrahan, Desa Sukajadi, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Sukabumi.
Saat awak media berkunjung ke Kantor Desa Sukajadi, lalu di ajak oleh Sekdes Sukajadi Iyus Sutarya, untuk monitoring keliling di pesawahan untuk menunjukan bahwa ada beberapa potensi Alam yang ada di Desa Sukajadi.
“Namun, hanya ada beberapa saja yang baru tersentuh oleh program pemerintah,” ucap Iyus sambil menunjukan saluran air yang belum ada pembangunan sama sekali itu.
“Padahal kalu di lihat dari segi kemanpaatan dan kebutuhan, saluran air (irigasi) ini sangatlah penting dan bisa dimanfaatkan bagi para petani padi disini,” tambah Iyus
Karena ketika saluran air tidak maksimal drastis ketika musim penghujan tiba, kapasitas air tinggi dan selokannya-pun tidak kuat menahan debit air dan akhirnya bisa jebol.
Sebaliknya, ketika memasuki musim kering air itu tidak bisa mengalir sampai penghujung sawah, karenanya sudah pada bocor di jalan, akibatnya petani mengeluh.
“Karena itu, saya berharap kepada pemerintah terkait agar meninjau langsung ke lokasi irigasi yang ada di Desa Sukajadi ini, dan agar hasil panen padi mereka bisa seimbang harga jualnya supaya para petani di daerah kami lebih sejahtera bukan menderita,” tandas Iyus.
Sementara itu, ketika awak media menghampiri Iwin salah seorang petani yang sedang menyabit padi mengungkapkan hasil panen kali ini kualitasnya lumayan bagus.
“Alahamdulilah kualitas dan hasil panen padi kali ini agak bagus di atas standar. Namun sayang mas, katanya harga gabah padinya sekarang murah. Jadi tidak seimbang dengan biaya tanamnya,” ungkap Iwin di lokasi panen padi.
Terpisah, lain halnya dengan M. Zen Kades Sukajadi katika di temui di kantornya, Ia membenarkan bahwa seperti itu adanya keberadaan sarana dan prasarana pertanian di Desa kami.
“Pdahal kalau di hitung dari perkapitanya pencaharian masyarakat disini 80 % petani. Maka dari itu, kami bersama masyarakat berharap ada pembangunan yang langsung bisa segera di laksanankan oleh pihak pemerintah melalui dinas terkait agar keinginan warga masyarakat bisa tecapai,” harapnya.
“Karena kalau saja kita melaksanakan pembangunan program ini dengan Dana Desa (DD), aduh ini tidak akan terkafer. Apalagi anggaran Desa di bagi dengan bantuan si musim Pandemik Covid-19 karena anggaran terbatas,” pungkas M. Zen. (Very Ub)
Editor : Rdy