Jumat, November 22, 2024
BogorJawa BaratPolitik

Wakil Presiden Lira, Frans Watu : Persaingan Deddie Rachim dan Aji Jaya Bintara di Pilwakot Bogor 2024 Semakin Memanas

Kota Bogor | Lensa Expose.com

Pertarungan Pilwakot Bogor 2024 semakin memanas. Poros Koalisi mulai menentukan peta pertarungan kedepan. Setidaknya terdapat kemungkinan 4 (empat) poros koalisi dalam pilwakot Kota Bogor. Pertama, Poros Koalisi PAN, Demokrat, dan PSI, yang mengusung Deddie Rachim, Kedua, Poros PKS, yang sudah mendapatkan tiket langsung Wali Kota, Ketiga, Poros PDIP, PKB, dan PPP, yang mengusung pasangan Rayendra dan Wakil dari PDIP, dan Keempat, Poros Gerindra-Golkar-Nasdem, yang kemungkinan besar mengusung Duet Aji Jaya Bintara (Kang Jaya) – Rusly Prihatevy.

“Dari keempat poros tersebut, menarik disimak kekuatan 2 (dua) poros utama yaitu Head to Head Pertarungan Deddie Rachim sebagai ex-incumbent dan Aji Jaya Bintara (Kang Jaya) mewakili Energi Baru Kota Bogor,” ujar Frans Watu, Wakil Presiden Lira (Lumbung Informasi Rakyat) kepada media ini

Seperti diketahui dari berita dan berbagai sumber, kemunculan Tokoh Muda Nasional asli Bogor, Aji Jaya Bintara (Kang Jaya) menarik perhatian publik kota Bogor. Popularitasnya sebagai salah satu figur alternatif bagi Kota Bogor mencuat seiring gebrakan dan inovasi programnya yang langsung di eksekusi dan direspons positif masyarakat. Bukan hanya itu, poros keduanya akan sangat menentukan peta koalisi dan strategi pemenangan masing-masing parpol dan relawan, jelasnya.

Head to Head Program

Seperti diketahui, gerbong lama Deddie Rachim dimotori Partai Amanat Nasional (PAN), kemungkinan didampingi Partai Demokrat dan PSI. Deddie, asli Garut yang menjadi Wakil Wali Kota Bogor sebelumnya, berpatokan pada program-program yang sudah ada sebelumnya di era Bima Arya, dan melanjutkan apa yang belum dilakukan Kang Bima di priode sebelumnya.

“Deddie mengusung tema Bogor Beres, artinya pekerjaan dan kebijakan yang belum selesai di era sebelumnya akan coba dieksekusi dan diselesaikan jika dirinya terpilih menjadi Wali Kota,”tambahnya.

Sementara di sisi lain, Aji Jaya Bintara atau Kang Jaya, merepresentasikan Energi Baru dan Kepemimpinan Muda. Pengalamannya di penugasan intelijen ekonomi dunia internasional dan memimpin beberapa perusahaan dan organisasi kepemudaan, membuat anak ideologis Presiden Terpilih, Prabowo Subianto ini mendapatkan angin segar kepemimpinan era baru, khususnya Kota Bogor. Ditilik dari program-programnya yang langsung di eksekusi masyarakat, Kang Jaya berpatron pada pentingnya sinergitas Program antara Pusat dan Daerah, salah satunya Program Makan Bergizi dan Susu Gratis untuk anak dan ibu hamil, serta program ekonomi kerakyatan lainnya, tambahnya.

Kang Jaya, juga meluncurkan program 5 (lima) Kartu Sakti Warga Bogor, yaitu Bogor Murah, Bogor Cerdas, Bogor Sehat, Bogor Kerja, dan Bogor Lingko. Kelimanya adalah manifesto program pro-rakyat, yang manfaatnya langsung diberikan ke masyarakat dan terbukti efektif penerapannya sampai sekarang di DKI Jakarta (melalui Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar). Dalam perjalanan sosialisasinya, Program Kartu ini dilengkapi Chip dan Terintegrasi dengan Teknologi tinggi agar pemanfaatannya benar-benar efektif. Respons masyarakat Kota Bogor sangat positif dan berbondong-bondong mendaftar, imbuhnya.

Koalisi dan Wakil Wali Kota menjadi Variabel Menentukan Koalisi partai di Kota Bogor harus berhitung cermat dan mendetail. Proxy elektabilitas terkini (per Mei) belum bisa menjadi dasar acuan, mengingat dinamika kontestasi dan politik di Kota Bogor masih sangat cair. Selain itu, modal politik yaitu akses kekuasaan 5 (lima) tahun mendatang menjadi kunci bagan koalisi dan pemenangan Kota Bogor. Jika dilihat dari aspek tersebut, Aji Jaya Bintara (Kang Jaya) dapat menghadirkan wajah dan patron baru peta koalisi kota Bogor, karena kemungkinan besar, restu Prabowo Subianto mengarah kepadanya dengan program-program yang lebih selaras.

“Modal politik Kang Jaya juga layak diperhitungkan, akses langsung ke Presiden Terpilih, menjadi kunci eksekusi program-program kerja Kota Bogor kedepan karena alokasi dana pembangunan dari pusat bisa meningkat signifikan,” ungkapnya.

Secara matematis, hitungan koalisi yang dipimpin Partai Gerindra, menjadi komponen penting penantang koalisi yang dibentuk Partai Amanat Nasional (PAN), sebagai koalisi petahana. Meski faktor Wakil Wali Kota juga menjadi variabel menentukan, dimana kemungkinan besar, (jika mendapat restu Prabowo), Aji Jaya Bintara kemungkinan berpasangan dengan Wakil dari Partai Golkar yaitu Rusly Prihatevy. Dan Deddie Rachim kemungkinan besar berpasangan dengan wakil dari kalangan professional atau dari partai pengusungnya. Yang jelas pilkada Kota Bogor masih bersifat dinamis dan akan sangat menarik disimak beberapa bulan kedepan, paparnya (Red)

Loading