Menu

Mode Gelap
Anang Sugianto Tegaskan Demokrat KBB Siap Bentuk Badan Saksi Hadapi Pemilu 2029 Demokrat Bandung Barat Mantapkan Konsolidasi, Siapkan Strategi Menuju Kemenangan Bermartabat DPRD Kota Bogor Menggelar Rapat Paripurna Membahas Rancangan KUA-PPAS Bersama Pemkot TP-PKK Kota Tanjungbalai Kembali Bawa Pulang Piala Bergilir Usai Raih Juara Umum Jambore PKK Sumut 2025 Wali Kota Mahyaruddin: Segera Lakukan Pemetaan Aset, Lahan dan Bangunan Sukseskan Program Koperasi Kelurahan Merah Putih Bupati Tanjung Jabung Barat Sambut Kepala Kejaksaan Negeri Baru

Jawa Barat

Pesantren Tetap Jadi Pilihan Pendidikan di Tengah Gempuran Gadget, Meski Perlu Evaluasi dalam Pola Pembinaan

badge-check


					Pesantren Tetap Jadi Pilihan Pendidikan di Tengah Gempuran Gadget, Meski Perlu Evaluasi dalam Pola Pembinaan Perbesar

Bandung Barat | Lensa Expose.com

Di tengah momentum peringatan Hari Santri Nasional 2025, perhatian terhadap dunia pesantren kembali meningkat, terutama setelah munculnya berbagai isu dan perdebatan publik terkait sistem pendidikan di pondok pesantren. Namun bagi sebagian masyarakat, pesantren tetap menjadi pilihan utama dalam membentuk karakter dan kedisiplinan anak.

Salah satu orang tua santri, Hendra Hidayat, yang masih mempercayakan pendidikan ke dua anaknya di pondok pesantren, mengungkapkan kepercayaannya terhadap pendidikan pesantren. Ia menilai pesantren masih menjadi tempat yang tepat untuk membentuk generasi muda yang tangguh di tengah tantangan era digital.

“Saya masih mempercayakan pendidikan kedua anak saya di pesantren. Setiap pesantren memiliki metode dan kultur yang berbeda, sehingga sebagai orang tua saya memastikan lingkungan pesantren yang dipilih baik bagi tumbuh kembang anak,” ujar Hendra, saat ditemui usai menjenguk anaknya di ponpes, Senin (21/10/2025).

Menurutnya, pesantren menjadi solusi di tengah maraknya pengaruh negatif dari gawai (gadget) yang kian mendominasi kehidupan anak-anak saat ini. “Bagi saya, pesantren adalah tempat pendidikan yang tepat di tengah gempuran gadget dan perubahan gaya hidup digital,” tambahnya.

Menanggapi pandangan sebagian pihak mengenai budaya feodalisme di lingkungan pesantren, Hendra berpendapat bahwa hal itu bisa dimaklumi selama masih dalam batas wajar dan bertujuan mendidik.

“Kalau masih dalam tahap wajar, itu hal yang biasa. Namun bila sudah berlebihan, tentu perlu evaluasi agar tidak berdampak negatif bagi proses pendidikan,” ujarnya.

Ia pun berpesan agar para orang tua selalu berkomunikasi dengan pihak pesantren dan anak, serta tidak ragu melaporkan bila menemukan hal-hal yang dirasa tidak sesuai dengan norma pendidikan.

“Yang penting, jalani prosesnya dengan baik. Kalau memang ada hal yang dianggap tidak wajar, jangan takut menyampaikan kepada orang tua atau pihak terkait,” pungkasnya.

Momentum Hari Santri Nasional diharapkan menjadi refleksi bersama tentang pentingnya memperkuat peran pesantren sebagai lembaga pendidikan yang menanamkan nilai moral, kebangsaan, dan karakter, sekaligus terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. (Tina)

Baca Lainnya

Anang Sugianto Tegaskan Demokrat KBB Siap Bentuk Badan Saksi Hadapi Pemilu 2029

8 November 2025 - 11:19 WIB

Demokrat Bandung Barat Mantapkan Konsolidasi, Siapkan Strategi Menuju Kemenangan Bermartabat

8 November 2025 - 11:13 WIB

DPRD Kota Bogor Menggelar Rapat Paripurna Membahas Rancangan KUA-PPAS Bersama Pemkot

7 November 2025 - 03:31 WIB

Jeje Ritchie Apresiasi Relawan Berjamaah: “Nilai Pengabdian Mereka Tak Ternilai”

5 November 2025 - 07:40 WIB

Sumurbatu Istimewa Launching Bankeu, Sekaligus Peletakan Batu Pertama Bangun TPT Pakai Dana Bankeu Tahap Satu Anggaran 2025

4 November 2025 - 06:15 WIB

Trending di Bogor
UFABET pg slot เครื่องสล็อต ออนไลน์ เครื่องสล็อต บาคาร่า pg สล็อต สล็อต pg slot สล็อต สล็อต ทดลองเล่นสล็อต