Bandung Barat | Lensa Expose.com
Dana sebesar Rp1 miliar milik program Makan Bergizi Gratis (MBG) dilaporkan raib dari rekening Satuan Pelaksana Pemenuhan Gizi (SPPG) Pangauban Batujajar, Kabupaten Bandung Barat. Diduga, dana tersebut hilang akibat aksi penipuan digital (phishing) yang menjerat Kepala SPPG. Senin, (03/11/2025).

Kasus ini terungkap setelah Yayasan Prama Guna Nasional (PGN) selaku pengelola program, melaporkan kejadian tersebut kepada Badan Gizi Nasional (BGN) melalui dokumen Laporan Khusus (Lapsus) Nomor: 001/PGN/SPPG-PANGAUBANIX/2025, yang menyoroti dugaan kelalaian Kepala SPPG Pangauban Batujajar, Mochamad Cakra Aji Saputra.
Kronologi Hilangnya Dana Rp1 Miliar
Dalam laporan tersebut dijelaskan, peristiwa terjadi pada Jumat (31/10/2025) sekitar pukul 18.30 WIB. Saat itu, Cakra bermaksud melakukan proses approval transaksi melalui sistem BNI Direct.
Namun, ketika mencoba masuk ke akun, sistem menampilkan perintah penggantian kata sandi. Cakra lalu menghubungi layanan live chat BNI di situs resmi, sebelum akhirnya dihubungi seseorang yang mengaku sebagai agen resmi BNI.
Orang tersebut mengirimkan tautan (link) untuk mengganti kata sandi dengan alasan akun akan dibekukan jika tidak segera diperbarui. Karena mengira komunikasi itu resmi, Cakra mengikuti seluruh instruksi, termasuk memberikan nomor challenge dan response yang seharusnya bersifat rahasia.
Keesokan harinya, saat mencoba menghubungi kembali nomor tersebut, kontak tidak dapat diakses. Setelah dilakukan pengecekan, saldo rekening SPPG diketahui menyusut drastis—tersisa hanya Rp12 juta dari total Rp1 miliar.
Diduga Kuat Akibat Serangan Phishing
Yayasan Prama Guna dalam laporannya menyebut, kejadian ini merupakan serangan phishing, yaitu modus penipuan digital yang memanfaatkan kelalaian pengguna dalam menjaga data autentikasi perbankan.
“Ka SPPG secara tidak sadar telah memberikan data sensitif kepada pihak yang tidak resmi,” tertulis dalam surat yang disampaikan ke BGN, dikutip Pikiran Rakyat pada Senin, 3 November 2025.
Selain laporan resmi, akun TikTok SPPG Pangauban Batujajar juga mengunggah video berdurasi 3 menit 52 detik yang menjelaskan kondisi terkini pasca-insiden tersebut.
Dalam video itu, perwakilan SPPG menyampaikan permohonan maaf dan menjelaskan bahwa kegiatan produksi dan distribusi makanan bergizi terpaksa dihentikan, karena dana program telah terkuras.
“Harusnya hari ini kami belanja untuk persiapan Senin, tapi karena dana dari BGN habis terkuras, kami tidak bisa produksi,” ujar narator dalam video tersebut.
Sebanyak 53 karyawan SPPG Pangauban Batujajar pun dirumahkan sementara waktu. Program distribusi makanan bergizi untuk anak sekolah dihentikan sambil menunggu kepastian dari pihak berwenang.
Dampak Sosial dan Reaksi Masyarakat
Salah satu pekerja sekaligus pejabat kemasyarakatan setempat, Meli mengaku sangat terpukul dengan kejadian ini.
“Alhamdulillah sebelumnya kami bisa bekerja dan punya penghasilan, tapi sekarang jadi sedih karena tidak ada pemasukan,” ujarnya.
Menurutnya, sebanyak 53 pekerja telah dipanggil dalam pertemuan Minggu pagi dan diberitahu bahwa kegiatan dihentikan sementara karena dana program lenyap.
“Harapannya, semoga bisa kembali beroperasi karena program ini sangat membantu warga sekitar,” tambahnya.
Diketahui juga bahwa dapur Sppg pangauban tersebut melayani 8 sekolah, dengan sehari mencapai 3.500 porsi.
Adapun untuk daftar sekolah penerima manfaat program MBG dari dapur SPPG Pangauban Batujajar tersebut berjumlah delapan sekolah penerima manfaat MBG yang diantaranya, SDN Cibodas 1, SDN Cibodas 3, SDN Galanggang 1, MI Cihurip, SMPN 2 Batujajar, MTs Banuraja, dan SMK Kespam.
Sementara itu, Euis, guru di SDN 1 Cibodas yang merupakan penerima manfaat program MBG, mengaku prihatin.
“Baru 10 sekolah di sini menerima MBG. Cukup disayangkan dana sebesar itu bisa hilang,” ujarnya.
Sekolahnya yang memiliki lebih dari 400 siswa kini berhenti menerima distribusi makanan bergizi.
“Pihak sekolah juga sudah dikabari lewat grup SPPG Pangauban bahwa pengiriman dihentikan karena dana hilang,” katanya
Laporan ke Pejabat dan Proses Penggantian Dana
Dalam pernyataan resminya, Yayasan Prama Guna mengungkap telah melaporkan insiden ini kepada sejumlah pihak, termasuk BGN, anggota DPR RI Komisi IV Fraksi Golkar Dadang Naser, Wakil Kepala BGN Sony Sanjaya, serta Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung Barat.
“Kami sudah melapor dan meminta solusi, namun sesuai prosedur pemerintah, proses penggantian dana bisa memakan waktu hingga tiga bulan,” ungkap perwakilan yayasan.
PGN juga menegaskan akan menindaklanjuti kasus ini secara hukum dan memperkuat pengawasan keamanan digital banking agar kejadian serupa tidak terulang.
Tamparan Bagi Pelaksanaan Program Nasional
Insiden hilangnya dana Rp1 miliar ini menjadi tamparan keras bagi pelaksanaan program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah pusat.
Pemerintah daerah dan lembaga pengelola kini didorong untuk memperketat pengawasan keuangan digital serta memberikan pendampingan keamanan siber kepada seluruh pelaksana program di lapangan. (Tina)
















