Menurunkan Populasi, PMK Masih Menjadi Musuh Utama Peternak Sapi di Bandung Barat
Bandung Barat | Lensa Expose.com
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) masih menjadi musuh utama untuk para peternak Sapi di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan sempat menurunkan Populasi Sapi perah.
Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT), di Imah Seniman, Lembang. KPSBU merupakan sebuah koperasi yang berfokus pada produksi susu sapi, terutama di daerah Lembang, Bandung Barat. KPSBU juga dikenal sebagai koperasi yang memiliki unit usaha sapi perah dan berbagai produk susu.
KPSBU memiliki peran penting dalam pengembangan peternakan dan ketahanan pangan di daerah Bandung Utara. Koperasi ini juga dikenal karena telah meraih berbagai penghargaan sebagai koperasi teladan.
Dalam acara tersebut Dinas Perikanan dan Peternakan (Disnakan) KBB mencatat populasi sapi perah yang terserang wabah PMK di wilayahnya, pada tahun 2022 tinggal sekitar 24.000-an ekor dari populasi 37.000 ekor pada tahun 2021.
Untuk mewaspadai terulang kembali wabah tersebut, Pemkab Bandung Barat membentuk Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Tidak hanya Pemkab Bandung Barat, dalam Satgas PMK ikut terlibat dari unsur Polri, TNI, asosiasi peternak, koperasi dan pihak swasta lainnya.
Satgas PMK ini, bertujuan untuk mengatasi dampak wabah PMK yang masih mengancam beberapa daerah. Juga sebagai bagian dari upaya mitigasi PMK, “tutur Jeje, saat rapat. Kamis (24/4/2025).
Tim Satgas bertugas untuk mencegah penyebaran PMK lebih lanjut, dengan langkah-langkah seperti pemberian vaksin, konsultasi kesehatan ternak, penyediaan desinfektan, dan penyediaan alat pelindung diri bagi petugas yang
terlibat.
Pemerintah daerah telah menyediakan 26.000 dosis vaksin PMK, 600 liter desinfektan, 600 strip Vitamin B Comp, dan 1.000 unit alat pelindung diri
(APD).
Pemerintah daerah terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi susu melalui berbagai upaya teknis dan kebijakan yang mendukung,” lanjutnya.
Selain itu, Bupati Jeje juga menanggapi masalah pembuangan limbah kotoran hewan oleh peternak sapi perah, yang selama ini menjadi kebiasaan dengan membuang limbah ke saluran air, yang berisiko besar bagi lingkungan dan ketersediaan air bersih.
Cara mengatasi masalah ini, beberapa langkah telah dipersiapkan dengan pembangunan unit pengolahan limbah komunal yang mengubah kotoran hewan
menjadi pupuk dan biogas. Kemudian, peningkatan pengawasan terhadap pengelolaan limbah secara berkala.
Bupati Jeje menekankan bahwa sektor peternakan sapi perah memiliki potensi ekonomi yang lebih luas daripada hanya produksi susu. Daging, jeroan, kulit, tulang, bahkan kotoran dan urin sapi perah, semuanya dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomis.
Hal ini membuka peluang untuk mengembangkan berbagai industri terkait, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Jangan hanya melihat ternak sebagai penghasil limbah, pandanglah ia sebagai sumber daya multidimensi yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan secara optimal, demi kesejahteraan
masyarakat dan kelestarian lingkungan,” tandasnya.
Jeje berharap, peluncuran Satgas Penanganan PMK dapat mempercepat pemulihan sektor peternakan di wilayahnya, serta memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal, khususnya bagi peternak sapi perah.
Sementara terkait komitmen untuk memberantas PMK dan memastikan
kesejahteraan para peternak, hal itu menurutnya sesuai dengan visi Kabupaten Bandung Barat yang Agamis, Maju, Aspiratif, Nyaman, Adaptif, dan Harmonis ‘AMANAH. (Tina)