Sosialisasi Anti-Bullying di SDN Parung Bingung 01, Bhabinmas dan Bhabinsa Gencarkan Pencegahan
DEPOK, Lensaexpose.com – Dalam upaya mencegah terjadinya bullying di lingkungan sekolah, Bhabinmas Kelurahan Rangkapan Jaya, Soenarto, dan Bhabinsa Amir, terus menggalakkan sosialisasi anti-bullying kepada siswa. Kegiatan ini dilaksanakan di SDN Parung Bingung 01 pada Jumat (15/11/14).
Dalam sosialisasi tersebut, disampaikan bahwa bullying adalah tindakan penyalahgunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau kelompok, baik secara verbal, fisik, maupun psikologis. Dampaknya dapat menyebabkan korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya.
“Pelaku bullying, atau yang disebut bully, biasanya adalah individu atau kelompok yang merasa memiliki kekuasaan untuk menindas korbannya. Sebaliknya, korban seringkali merasa lemah, tidak berdaya, dan terancam,” ujar Soenarto.
Ia menjelaskan bahwa bullying terjadi dalam berbagai bentuk, seperti bullying fisik, verbal, relasional, dan cyber-bullying. Dampak yang ditimbulkan bisa berupa cedera fisik secara langsung atau stres kronis yang memengaruhi korban dalam jangka panjang.
Selain menjelaskan definisi dan dampak bullying, Soenarto juga menekankan langkah-langkah pencegahan di lingkungan sekolah. Ia mengungkapkan bahwa sosialisasi serupa, termasuk tentang bahaya narkoba, telah rutin dilakukan di sejumlah sekolah dasar.
“Alhamdulillah, kegiatan ini berjalan lancar dan mendapat sambutan positif dari para siswa. Kami menanamkan pemahaman kepada mereka tentang bahaya narkoba, agar mereka paham dan waspada,” tegasnya.
Senada dengan itu, Amir selaku narasumber menambahkan bahwa bullying memiliki tiga komponen utama, yaitu ketidakseimbangan kekuatan (power), perilaku berulang, dan dampak yang signifikan bagi korban.
“Mudah-mudahan sosialisasi ini dapat tertanam di hati para siswa,” ujarnya.
Kepala UPTD SDN Parung Bingung 01, Asmi, S.Pd., mengapresiasi program sosialisasi tersebut. Menurutnya, kegiatan seperti ini penting untuk terus dilanjutkan.
“Saya bersyukur dan berterima kasih atas program ini. Kami, melalui para guru, akan terus menanamkan nilai-nilai anti-bullying kepada para siswa agar tetap melekat di hati mereka,” katanya.
Asmi menambahkan bahwa penanganan bullying tidak hanya menjadi tanggung jawab pihak sekolah atau kepolisian, tetapi juga membutuhkan kerja sama dari semua pihak, termasuk siswa, guru, dan orang tua.
“Dengan kolaborasi aktif, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan penuh penghormatan. Hal ini penting untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi anak-anak kita,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa anak-anak adalah harapan dan aset bangsa di masa depan. Oleh karena itu, semua pihak harus bersama-sama menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, bebas dari intimidasi.
“Anak-anak ini adalah harapan bangsa. Mari kita hindari perundungan dan membangun lingkungan belajar yang mendukung mereka tumbuh tanpa rasa takut,” pungkas Asmi. (Ag)