Kamis, November 21, 2024
BogorJawa BaratPemerintahanPendidikan

Empat Ruang Kelas SMPN 1 Sukajaya yang Ambruk Ancam Keselamatan Siswa, Hingga Momen Hardiknas 2024 Belum Ada Perbaikan dari Pemerintah

SUKAJAYA,Lensaexpose.com  – Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Tahun 2024 ini merupakan momen untuk menyuarakan pendidikan untuk mewujudkan sekolah aman bagi para pelajar saat melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) disetiap sekolah bagi para siswa – siswi.

Setiap tahun, jatuh pada tanggal 2 bulan Mei, selalu diperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Waktu terus berganti. Namun permasalahan di dunia pendidikan yang seolah tidak lekang oleh waktu.

Di antaranya, fasilitas pendidikan yang masih belum ada perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Bogor, dengan ambruknya ruang kelas SMPN 1 Sukajaya Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor akibat terkena bencana alam pada bulan lalu.

Saat ini infrastruktur pendidikan khususnya SMPN 1 Sukajaya memerlukan banyak perbaikan. Ada empat Ruang kelas yang mengalami kerusakan sedang hingga berat namun juga memiliki beberapa bangunan ruang kelas yang atapnya nyaris ambruk.

“Bahkan, satu ruang kelas atap nya ambruk dan tiga diantaranya terpaksa dikosongkan karena khawatir atapnya ambruk susulan mengingat musim penghujan,” ujar Staf TU SMPN 1 Sukajaya Dede Agus Kurnia kepada Wartawan Kamis (02/5/2024) kemarin.

Dede menjelaskan, ada empat ruang kelas di sekolahnya yang mengalami kerusakan pada bagian atap dan dinding yang retak retak dan besi nya terpisahkan dari dinding sehingga mengkhawatirkan akan terjadinya roboh untuk gedungnya.

“Empat bangunan ruang kelas yang atapnya rusak itu harus segera diperbaiki, karena kalau tidak segera ditangani dikhawatirkan akan ambruk, serta sangat menggangu proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bagi 700 siswa – siswi yang sedang belajar di SMPN 1 Sukajaya ini,” ungkapnya.

Menurut Dede, pihaknya harus mengosongkan empat ruang kelas dari kegiatan belajar mengajar (KBM) para siswa karena khawatir ambruk pada bagian atapnya.

“Empat ruang kelas ini kita kosongkan, dan siswa – siswi nya kita pindahkan sementara di ruang kelas lainnya untuk dirolling atau dibuat dua sip kegiatan belajar mengajar nya, untuk meminimalisir ha l- hal yang tidak kita inginkan,” tuturnya.

Karena ruangan kelas lainnya digunakan dan dibagi dua sip untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), sehingga terjadi beberapa pergeseran waktu KBM pagi dan siang untuk sementara, dan kegiatan belajar ini sudah berjalan hampir satu bulan lebih.

Dede juga menuturkan, bahkan sekolahnya sudah disurvei juga oleh tim dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor. Akan tetapi, hingga saat ini belum juga ada perbaikan atau rehab bangunan sekolah.

“Saya belum tahu kapan akan dilakukan perbaikan,” ujarnya.

Dede juga mengaku, bangunan ruang kelas ini sudah tua ditambah tanah nya labil, perlu ada nya direlokasi ketempat yang lebih aman.

“Ya khawatir aja dari sisa bangunan yang masih berdiri akan ikut roboh. Sebab, kondisi bangunan sudah tua dan tanah nya labil banyak pergeseran mengakibatkan keretakan pada dinding tembok yang rapuh sehingga dikhawatirkan saat proses kegiatan belajar mengajar (KBM) atap dan dinding nya kembali ambruk. Saya berharap Pemerintah Kabupaten Bogor secepatnya membangun kembali empat Ruang kelas yang ambruk,” ungkapnya. (Rdy)

Loading