TPID Kabupaten Beltim Perkuat Sinergi Pengendalian Inflasi
Belitung Timur, Lensaexpose.com
Untuk memperkuat strategi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Pemerintah Kabupaten Belitung Timur melalui Bagian Perekonomian Pembangunan dan Sumber Daya Alam Setda Kabupaten Beltim menggelar kegiatan High Level Meeting (HLM) dan Capacity Building TPID Kabupaten Belitung Timur di Gedung Auditorium Zahari Mz Beltim, Senin (28/3).
Bupati Beltim Burhanudin yang membuka kegiatan tersebut mengatakan inflasi merupakan salah satu indikator ekonomi penting yang harus dipantau dari waktu ke waktu. Selain sebagai indikator untuk mengetahui kondisi dan perkembangan ekonomi suatu negara atau wilayah, angka inflasi juga digunakan dalam kebijakan pengendalian ekonomi makro.
Pemkab Beltim menilai pentingnya pelaksanaan kerjasama antara Pemkab Beltim dengan Bank Indonesia serta Badan Pusat Statistik Kabupaten Beltim untuk mengetahui tingkat inflasi yang terjadi sehingga memudahkan dalam proses penentuan dan pengambilan kebijakan,” kata Burhanudin.
Burhanudin yang akrab disapa Aan mengungkapkan bahwa pada tahun 2022 Kabupaten Beltim menjadi salah satu kota yang dihitung survey biaya hidup dan prosesnya sedang berlangsung.
Tentunya ini merupakan kabar baik bagi Pemerintah Daerah Belitung Timur, yang mana hal ini diharapkan akan semakin mendorong Kabupaten Beltim untuk masuk ke dalam daftar kota Indeks Harga Konsumen (IHK) yang ada di Indonesia,” ujar Aan.
Senada yang disampaikan Aan, Kepala Deputi Bank Indonesia Perwakilan Kepulauan Babel Agus Taufik melalui virtual mengungkapkan Kabupaten Beltim sedang dilakukan survai biaya hidup oleh BPS Kabupaten Beltim.
Dalam waktu dekat Kabupaten Beltim menjadi salah satu kota sampling perhitungan inflasi melalui survay biaya hidup sehingga nantinya di Provinsi Babel terdapat 4 kota IHK yaitu Pangkalpinang, Tanjungpandan, ditambah Mentok dan Manggar,” kata Agus.
Untuk itu, pihaknya memerlukan sinergi dan koordinasi bersama pemda terutama melalui tim TIPD Kabupaten Beltim untuk bersama-sama melakukan langkah melalui strategi-strategi sehingga inflasi di Pulau Belitung bisa terkendali dan tidak melampaui batas.
Bank Indonesia tidak bisa sendirian, kami memerlukan sinergi dan koordinasi yang baik bersama pemda terutama melalui forum TIPD dan kami berupaya mencapai inflasi pada level yang terjaga pada kisaran sebesar 3 plus minus 1 persen artinya antara 2-4 persen secara tahunan. Alhamdulillah, Bulan Februari kemarin, inflasi Babel mencapai 2,58 persen,” ujar Agus.
Walaupun demikian, ia mengingatkan semua pihak terkait bahwa inflasi ke depan masih perlu diwaspadai karena beberapa resiko kenaikan antara lain sarana produksi import, harga pakan ternak dan dicabutnya HET minyak goreng kemasan dan beberapa komoditi lainnya.
Untuk minyak goreng pada bulan Maret sampai dengan minggu ke 4 Maret 2022 kami telah simulasi ada tekanan inflasi. Tentunya ini sangat dipengaruhi kebijakan pemerintah untuk melepas HET yang semula dipatok Rp 14.000 kemudian dua minggu terakhir melonjak,” kata Agus. (Tomy)