Bandung Barat | Lensa Expose.com
Rapat Koordinasi Satuan Pelaksana Program Pangan dan Gizi (SPPG) Kabupaten Bandung Barat yang digelar pada Sabtu malam menjadi momentum penting bagi penguatan komitmen nasional dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, bergizi, dan sejahtera. Sabtu, (01/11/25), Hotel Mason Pine Kota Baru Parahyangan, Bandung Barat.

Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, H. Cucun Ahmad Syamsurijal, S.Ag, dalam arahannya menegaskan bahwa seluruh pelaksana SPPG harus bekerja dengan dedikasi tinggi dan menjunjung integritas, karena apa yang mereka jalankan merupakan amanat konstitusi, bukan sekadar pelaksanaan proyek pemerintah.
“Sahabat-sahabat, di tangan kalianlah keberhasilan program ini ditentukan. Negara sudah hadir, membuka peluang kerja, menghadirkan dapur bergizi di berbagai daerah. Jangan sia-siakan amanah ini,” tegas Cucun di hadapan peserta rapat.
Ia memaparkan bahwa hingga saat ini, program pemerintah melalui Badan Gizi Nasional dan SPPG telah berhasil membangun hampir 14.000 dapur bergizi aktif di seluruh Indonesia. Jika target 30.000 dapur tercapai, jutaan masyarakat akan menerima manfaat langsung, baik dari sisi peningkatan gizi, kesejahteraan keluarga, maupun pembukaan lapangan kerja baru.
“Di tengah naiknya angka pengangguran, program ini justru membuka pintu kerja baru. Ini bukan sekadar soal pangan dan gizi, tapi tentang kehadiran negara secara nyata di tengah rakyatnya,” ujarnya.
Cucun juga menegaskan bahwa program ini selaras dengan amanat Pasal 28A hingga 28C UUD 1945, yang menegaskan hak warga negara untuk hidup sehat dan sejahtera. Ia mengingatkan seluruh pelaksana agar bekerja dengan semangat tanggung jawab konstitusional, bukan karena perintah administratif semata.
“Kalian sedang menjalankan amanah konstitusi. Ini bukan bisnis, ini perjuangan kemanusiaan. Presiden Prabowo ingin APBN dirasakan langsung oleh rakyat — dan melalui SPPG, cita-cita itu mulai terwujud,” tegasnya.
Tata Kelola Transparan Jadi Kunci Keberhasilan Program
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dr. Ir. Dadan Hindayana, menambahkan bahwa keberhasilan program pangan dan gizi nasional sangat bergantung pada tata kelola yang transparan dan kolaboratif.
“Kunci keberhasilan SPPG adalah akuntabilitas dan sinergi. Semua kegiatan yang menggunakan APBN harus dipertanggungjawabkan dengan jujur, karena ini uang rakyat yang harus kembali menjadi manfaat bagi rakyat,” jelasnya.
Menurut Dadan, dapur bergizi bukan sekadar agenda pangan, melainkan strategi pembangunan manusia Indonesia seutuhnya menuju masa depan emas 2045.
“Setiap sendok makanan bergizi yang disiapkan di dapur SPPG adalah investasi bagi masa depan bangsa. Kita tidak hanya memberi makan, tapi membangun kualitas manusia Indonesia,” tambahnya.
Jaga Amanah, Hindari Celah Penyimpangan
Sementara itu, Wakil Ketua BGN Nanik S. Deyang menekankan pentingnya menjaga kepercayaan publik dan memastikan setiap pelaksanaan program benar-benar memberi manfaat nyata.
“SPPG ini bukan sekadar struktur kerja, tapi garda terdepan negara. Kita harus pastikan setiap rupiah dari anggaran bergizi ini sampai ke masyarakat dengan manfaat yang nyata. Jaga amanah, jaga marwah lembaga, dan pastikan tidak ada celah penyimpangan,” ujarnya.
Nanik juga menyampaikan apresiasi kepada para petugas lapangan yang bekerja di daerah terpencil. Ia menilai SPPG harus menjadi simbol ketulusan pengabdian dan integritas.
“Kita bekerja bukan untuk dilihat, tapi untuk dirasakan hasilnya. Masyarakat yang bergizi baik adalah pondasi bagi Indonesia yang kuat,” tutupnya. (Tina)
















