Kegiatan Perpisahan Siswa di SMP Negeri 1 Rancabungur Diduga Dijadikan Ajang Bisnis
RANCABUNGUR,Lensaexpose.com – Kegiatan perpisahan pelajar di Sekolah Menengah Pratama (SMP) Negeri 1 Rancabungur diduga jadi ajang bisnis.
Pasalnya, untuk melakukan kegiatan tersebut wali murid harus merogoh kocek sebesar 1 juta rupiah. Dengan demikian sejumlah wali murid mengeluhkan.
Acara kelulusan siswa/siswi kelas IX (sembilan) itu berlangsung di gedung Braja Mustika Kota Bogor. pada, Rabu 29 Mei 2024 kemarin.
“Saya merasa keberatan dengan nominal satu juta rupiah itu. Saya kasian sama orang tua yang kurang mampu,” kata salah satu Wali Murid Ade Kurniawan, Kamis (30 Mei 2024).
Kata dia, jumlah keseluruhan pelajar 416 pelajar, sementara per siswa diminta sebesar satu juta rupiah. Dia pun merincikan bahwa dengan biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan pendapatan yang di kumpulkan.
“Kalau saya liat itu paket wedding aja sekitar 57 juta, sewa gedung aja paling sekitar 30 jutaan, itu dari 400 juta lebihnya gede bener. Kalau dilingkungan sekolah sih gak apa-apa, ini mah udah diluar, nyari untungnya udah ratusan juta,” bebernya.
“Saya ikut ke acara itu, tapi yang masuk kedalam kegiatan gedung cuma istri. Dan itu hampir semua ngomongin, kita di kasih makan juga cuma gini doang, Snack kaga ada,” tambahnya.
Dia menduga pihak sekolah melakukan pungutan liar (Pungli) dalam kegiatan tersebut. Sebab, pihaknya meminta kwitansi bukti pembayaran kepada anaknya, tidak diberikan oleh pihak sekolah.
“Saya minta ke anak saya bukti kwitansi lunas gak di kasih,” ujarnya.
Dia berharap, Disdik dapat turun tangan untuk menyikapi keluhan wali murid tersebut. Karena yang dia ketahui dalam surat edaran himbauan dari pemerintah pelaksanaan kegiatan perpisahan tidak untuk memberatkan wali murid.
“Yang saya baca Poin-poin dalam surat himbauan Disdik agar pelaksanaannya dilaksanakan secara bijak dengan tidak memberatkan kepada wali murid,” katanya.
Sementara saat dikonfirmasi pihak sekolah, Humas SMP Negeri 1 Rancabungur Hedi mengatakan, bahwa dirinya tidak mengetahui secara jelas terkait persoalan pungutan biaya kelulusan tersebut.
“Soal itu saya kurang tau secara jelas, tapi yang saya tau dari pihak sekolah dengan orang tua itu ada asuransinya dan ngobrol secara musyawarah keberatannya dimana? sanggupnya berapa?. Bahkan kemarin juga ada beberapa orang tua yang mengajukan kebijakan melalui surat bahwa orang tua hanya mampu setengah nya, atau lebih dari itu,” katanya.
Jadi kata Hedi, pihaknya tidak menekankan kepada orang tua dan itu sudah hasil dari rapat dengan Komite dengan Kepala Sekolah dan wali murid.
“Kan wali murid juga ekonominya bede beda, karena di kita anak yatim juga banyak, dan perlu kita bantu juga. Kalau mau secara jelas langsung ke Komite aja atau kepal sekolah,” pungkasnya. (Rdy)