Jumat, November 22, 2024
BogorJawa Barat

AIPBR Gruduk KCD Pendidikan Wilayah 1 Terkait Masih Banyaknya Dugaan Pungli di SMA dan SMK Negeri

Kab. Bogor | Lensa Expose.com

Aliansi Insan Pers Bogor Raya (AIPBR) mendatangi kantor cabang dinas (KCD) Pendidikan Provinsi Jawa Barat Wilayah 1 Kabupaten Bogor untuk menyampaikan masih banyaknya pungutan liar yang dilakukan pihak sekolah negeri terhadap orangtua siswa yang tidak didasarkan aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan alasan kebutuhan sekolah padahal kebutuhan sekolah itu sudah dipenuhi oleh pemerintah pusat dan provinsi, ujar Aliv selaku ketua umum di depan Kantor KCD jalan Kaum Pandak Kelurahan Karadenan Cibinong Bogor, Kamis (10/08/23).

Demo yang digelar sejak pukul 9.30 wib pagi tersebut diikuti oleh sekitar 50 orang anggota AIPBR dengan dikawal ketat oleh Petugas dari Mapolres Bogor. Mereka menyuarakan kekesalannya terhadap Kepala KCD Abur Mustikawanto yang dinilainya abai dalam melakukan pelayanan pada masyarakat yang dialaminya sendiri dengan dua kali bersurat namun tidak mendapat tanggapan terkait dugaan Pungli yang dilakukan Oknum Kepsek SMA Negeri dan SMK Negeri di wilayah kabupaten Bogor.

“Tahun kemaren (2022-Red) kita bersurat memohon audiensi, dan terakhir Maret 2023 kembali kita layangkan surat untuk audiensi terkait adanya beberapa temuan di lapangan yang harus ditindak lanjuti, namun semuanya tidak mendapat tanggapan dari Kepala KCD bahkan kabarpun tidak ada. Setelah kami layangkan surat pemberitahuan akan adanya unjuk rasa, baru Kepala KCD memberikan tanggapan tertulis dengan bahasa yang terkesan menutupi bahkan membela pihak sekolah,” ungkap Ketum AIPBR, Aliv Simanjuntak dalam orasinya.

Dikatakan Aliv, dalam surat permohonan audiensi tersebut pihaknya telah melampirkan bukti adanya transfer sejumlah uang kepada pihak sekolah. Harusnya bukti tersebut dikaji dan dipelajari, jangan diam seribu basa dan sekalinya bicara malah terkesan menutupi bahkan membela pihak sekolah.

“Kedatangan kami kali ini untuk menuntut pihak KCD mempertemukan kami dengan pihak sekolah atau jika tidak maka kami minta Kepala KCD untuk mundur dari jabatannya, jika pun Kepala KCD tidak mau mundur, maka kami akan bawa kasus ini ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat atau bila perlu akan kami tempuh jalur hukum dengan membuat laporan kepada pihak Kepolisian atas adanya dugaan tindak pidana korupsi dan penyalahgunaan jabatan,” ungkap Orator lain dengan suara keras.

Senada dengan Orator lainnya, Sekjend AIPBR, Andi Satir sangat menyayangkan aksi unjuk rasa kali ini terjadi, padahal tidak seharusnya terjadi apabila Kepala KCD membuka ruang untuk AIPBR dengan membalas surat dan menerimanya beraudiensi.

“Jika sudah begini, banyak pihak termasuk Kepolisian menjadi repot. Kami pun harus berpanas-panasan sambil berteriak teriak. Ini semua karena sikap Kepala KCD yang tidak membuka ruang pada kami untuk menyampaikan aspirasi masyarakat melalui audiensi yang lebih elegan bagi kedua belah pihak. Ingat keingintahuan Pers itu mereprsentasikan keingin tahuan masyarakat,” ungkap Andi Satir.

Setelah sekitar 1 jam para pendemo bergantian melakukan orasi, terdengar para pendemo serentak menuntut agar Kepala KCD keluar atau pihaknya yang akan merangsek masuk ke dalam ruangan KCD. Tidak lama kemudian Kasubag TU, Cucu keluar menemui pendemo dan mengabarkan Kepala KCD sedang tugas luar dan akan menemui pendemo pukul 13.

Alih-alih mendapat permakluman dari pendemo, justru mereka semakin yakin tidak adanya ruang kerjasama dari Ketua KCD dengan AIPBR, “Kepala KCD sudah tahu akan kedatangan kami ini, kenapa malah meninggalkan kantor dengan dalih tugas luar, apakah kami ini dianggap terlalu kecil, terlalu sepele? Kami juga masyarakat yang harus dilayani,” ungkap Aliv, geram.

Seolah tak sanggup menjawab pertanyaan Aliv, Cucu berusaha menghubungi Kepala KCD agar segera datang lebih awal, “Sambil menunggu Kepala KCD tiba, silahkan 5 orang perwakilan untuk masuk ke ruang rapat,” ungkap Cucu.

Setelah alot bernego jumlah yang masuk, akhirnya disepakati 10 orang perwakilan pendemo masuk ke ruang rapat. (Yayang Lesmana)

Loading