Tatang Hermawan, Konseptor POMINDO : Hadirkan Minyak Goreng Mudah, Murah dan Nyaman Untuk Warga Desa
Jakarta, Lensa Expose.com
Tatang Hermawan salah satu konseptor ketahanan pangan khususnya UMKM pedesaan dengan mengembangkan satu sistem ekonomi produktif di seluruh Indonesia. Yakni dengan hadirnya POM Minyak Goreng Indonesia (POMINDO). Adapun gagasan POMINDO lantaran dipicu oleh fenomena kelangkaan minyak goreng beberapa waktu lalu yang ditandai dengan melambungnya harga minyak goreng tersebut.
Dan Tatang pun bersama teman-teman konseptor lainnya mencoba mengaplikasikan salah satu alat yang bisa di jadikan outlet atau wadah di setiap tiap desa yang di namakan POMINDO. Sebelumnya hendak dinamakan POMIGOR, namun agar jangkauannya semakin luas ke seluruh Indonesia maka dinamailah POMINDO.
“Jadi lewat POMINDO inilah, saya mengkonsep bagaimana caranya masyarakat khususnya warga desa mendapatkan dengan minyak goreng itu mudah, murah dan nyaman, ” jelas Tatang Hermawan saat ditemui redaksi.
Sehingga dengan kemudahan outlet yang ada di tiap desa berarti akan stand by terus minyak goreng murah dengan HET dari pemerintah kepada warga. Selain kenyamanan karena Pom Minyak Gorengnya memakai mesin digital. Masyarakat yang mau beli minyak goreng di POMINDO bisa sesuai dengan jumlah kemampuan daya belinya.
Seperti di Kuningan pas launching, lanjut Tatang, ada ibu-ibu bertanya, pak kalau misalkan kita beli Rp.2000 bisa tidak ? Tentu sangat bisa ibu, karena ketika dia membawa uang Rp.2000 atau Rp.5000, kita tinggal pencet dan keluar sesuai takarannya.
“Jadi tanpa ada batasan jumlah pembelian sesuai uang yang dimiliki masyarakat desa. Tujuan POMINDO memudahkan, warga juga merasa terbantu dengan adanya outlet POMINDO ini,” paparnya.
Lebih lanjut, bahwa visi misi POMINDO, selaku penggagas POMINDO yang di wadahi oleh PT Parabu, tujuan utamanya bagaimana caranya bisa membantu warga di setiap desa dengan pemberdayaan UMKMnya. Lewat outlet yang ada serta pembinaan khusus, yang kami berikan. Pembinaan khusus tersebut yaitu salah satunya edukasi di dalam ekonomi masyarakat.
Sebagai contoh masyarakat rata-rata membeli minyak goreng di toko swalayan modern dengan Rp.5000 dipastikan tidak bisa. Tapi dengan adanya POMINDO ini, hal itu sangat bisa dilakukan. Karena POMINDO tidak membatasi si konsumen minyak goreng dengan pembatasan harus beli 1 liter atau 2 liter. Jadi POMINDO melayani sesuai kapasitas uang si konsumen tersebut. Warga pun, terutama itu, terbantu kemudahan, murah terjangkau dan nyaman.
Dari sisi pembinaan edukasi bagi si pemilik outlet UMKM itu, otomatis menjadi mitra binaan POMINDO yang di wadahi PT Parabu. Dengan cara apa dan bagaimana? Yaitu dengan satu outlet untuk satu desa. Karena POMINDO berbicara satu desa, satu outlet, maka tujuan pasarnya adalah warga desa tersebut.
Sehingga bisa mudah memasarkannya dan memudahkan warga untuk memenuhi kebutuhan minyak gorengnya. Apalagi kualitas minyak gorengnya bagus dan selalu tersedia. Inilah upaya POMINDO meningkatan ekonomi produktif bagi outlet UMKM yang ada di masyarakat, menjadi simbiosis mutualisme, ungkap Tatang Hermawan.
Lantas, bagaimana dengan harga dan kualitas minyak goreng di POMINDO? Untuk harga, ujar Tatang, kita mengikuti HET pemerintah sekarang. Kan harganya Rp.14.000/liter. Kualitasnya sama dengan yang didistribusikan pemerintah. Yakni dengan bahan dasar kualitas CP 10, pungkasnya.
Perlu diketahui, POM Minyak Goreng Indonesia (POMINDO) telah launching di bulan Desember 2022 di Kabupaten Kuningan. Dan Komisaris PT Parabu mendapatkan dukungan langsung dari Pemda dan Bupati setempat. Kini outlet yang terdaftar ada di 50 titik meliputi Kuningan, Bandung, Bekasi, Cirebon dan Sukabumi (sudah terpasang kurang lebih 25 titik, red).
Kami harapkan untuk outlet outlet POMINDO tersebar di wilayah Indonesia, di desa bukan hanya Jawa Barat tapi di seluruh Indonesia. Segera daftar untuk menjadi mitra binaan kita dengan mendapatkan outlet POMINDO untuk peningkatan ekonomi produktif, khususnya bagi warga desa yang ada di manapun berada khususnya di Indonesia. Dapatkan outletnya dengan harga murah, terjangkau, nyaman dan mudah untuk warga mendapatkannya. (Red)
