Bertemu Habib Bahar bin Smith di Salah Satu Cafe di Tajurhalang Bogor, Fadlizon: Ini Hanya Silaturahim
Bogor, Lensaexpose.com – Politikus Partai Gerindra Fadlizon bertemu Habib Bahar bin Smith di salah satu Cafe di Tajurhalang Bogor. Tepatnya di Kamboja Greenhouse Cafe yang berlokasi di Desa Sasak Panjang Kecamatan Tajurhalang Kabupaten Bogor, Rabu (28 September 2022).
Dalam pertemuannya, Padlizon datang bersama Ricky Kurniawan, Neno Warisman (Lc) dan Ustaz Salman Alfarisy Almakky. Kedatangannya di sambut oleh pemilik Cafe Kamboja yang sudah menyediakan sejumlah hidangan dan kopi.
Saat berdiskusi dengan pemilik cafe tersebut, Fadlizon yang mengenakan kemeja hitam sambil merokok cerutu bersama Habib Bahar bin Smit juga yang lainnya tampak mengobrol asyik dengan ditemani oleh secangkir kopi hangat
Saat diwawancarai awak media ini di usai acara, Padlizon menyampaikan dirinya bersama yang lainnya memenuhi undangan dari pemilik cafe tersebut. Dirinya juga menceritakan pengalamannya di beberapa organisasi hingga wara-wiri di bidang politik.
“Saya bersama Ricky Kurniawan hari ini memenuhi undangan dari keluarga besar Yayasan Pondok Pesantren Muhammad Fajar yang di Pimpin oleh Ustaz Salman Alfarisy Almakky untuk bersilaturahim, terutama untuk para guru. Kebetulan Habib Bahar bin Smith juga ikut di undang, jadi hari ini kami sekaligus silaturahmi dengan beliau. Karena belum sempat bertemu setelah keluar dari masalah di Bandung tempo hari,” Ujarnya.
Menurut Fadlizon, acara itu hanya bagian dari upaya untuk sharing pengalaman dan diskusi di bidang pendidikan, bagaimana peran penting pendidikan terutama pendidikan pesantren dan kepemimpinan.
“Saya kira ini hanya bagian dari upaya untuk sharing pengalaman aja, terutama untuk para guru/ ustad. Bagaimana peran penting guru sebagai fasilitator, motivator, inspirator dan yang memeberikan jalan bagi para santri atau siswa serta memeberikan penghormatan kepada guru,” ungkapnya.
Tadi habib juga, sambungnya, menyampaikan betapa pentingnya posisi guru di kehidupan kita karena memberikan ilmu penerangan menjadi pelita dalam kehidupan kita.
“Jadi para guru-guru harus mempunyai fashion dalam mendidik, mengajar dan memfasilitasi para santri/ siswa untuk mengembangkan potensi yang ada di dirinya,” tukasnya. (Rdy)