Jumat, November 22, 2024
DaerahPemerintahan

Pengrajin Bambu Ukir Situ Cangkuang Berikan Cindera Mata Lukisan Wajah Sandiaga Uno

GARUT, Lensa Expose.com

Di sela-sela kunjungan kerja Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia(RI), Sandiaga Salahudin Uno ke Garut di Desa Wisata Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Minggu (22/8/21) salah satu warga pengrajin bambu Situ Cangkuang memberikan Cindera Mata(Souvenir) lukisan ukiran bambu wajah Sandiaga Uno sebagai kenang-kenangan hasil karyanya.

Rahmat, pengrajin bambu ukir warga desa Cangkuang menuturkan, mengetahui adanya kunjungan kerja Menparekraf RI datang ke Situ Cangkuang Garut dirinya mendadak langsung membuat ukiran lukisan wajah Sandiaga Uno dari bambu,

“Ukiran ini kami buat sebelum Bapak Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif datang untuk mengunjungi Desa Wisata Cangkuang, alhamdulullah proses pembuatan lukisannya tidak sulit dan lukisan itu selesai sekitar 2 jam,” tuturnya.

Ia memaparkan, hasil karya kreatif para pemuda desa Cangkuang antara lain menghasilkan berbagai karya seni seperti macam-macam lukisan, cangkir bambu dan lainnya,

” Hasil karya seni lukisan Bapak Sandiaga Uno ini sengaja diberikan sebagai kenang-kenangan atau Cindera Mata(Souvenir) agar nanti mengetahui bahwa di desa Cangkuang ada pengrajin karya seni bambu ukir ,” papar Rahmat.

Sementara itu, salah satu pengunjung wisata Situ Cangkuang, Dede Heni Nurhasanah (Mahasiswi UPI Bandung) mengatakan, kedatangannya ke Situ Cangkuang dalam rangka mengisi liburan dengan keluarga,

“Kami datang bersama keluarga ingin berkunjung Situ Cangkuang karena pemandangannya bagus, udaranya sejuk dan apalagi sekarang ada destinasi wisata yang bisa untuk ber-photo/selfi,” katanya.

Di saat kunjungannya, selain berlibur atau sekedar melepas penat, Ia pun sempat membeli oleh-oleh/souvenir untuk di bawa pulang,

“Alhamdulillah tadi setelah melihat pemandangan dan photo-photo kami mampir ke salah satu penjual kerajinan bambu ukir, ya karena tertarik saya membeli sebuah cangkir yang diukir dengan harga Rp 50 ribu, ini harga standart, tidak mahal karena klo buat sendiri susah,” pungkas Dede Heni Nurhasanah.(Suwito/Dede Orenz)

 

Editor : Admin

Loading