Bogor | Lensa Expose.com
Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Kepala Dinas Sosial provinsi Jawa Barat Ibu Noneng Komara, Dinsos Kabupaten Bogor Farid Ma,ruf, Camat Tanjungsari Totok Supriyad. Membuka acara Kolaborasi Pemberdayaan bagi Kelompok Rentan di Kantor Camat Tanjungsari, pada Jumat, 14 November 2025.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia yang bekerjasama dengan Hangsety Handycraft untuk memberikan pelatihan bagi warga Desa se-Kecamatan Tanjungsari yang termasuk kedalam kelompok rentan.
Kegiatan pemberdayaan ini diikuti jumlah peserta kurang lebih 200 kpm pkh/sembako, yang berasal dari 7 desa yaitu, Desa Antajaya, Buanajaya, Cibadak, Sirnasari, Sukarasa, Tanjungrasa, Tanjungsari. Dengan tujuan meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat melalui pengelolaan pelepah pisang menjadi produk bernilai tambah dapat meningkatkan pendapatan bagi kelompok rentan.
Pelatihan ini dirancang untuk memberikan keterampilan dasar dan lanjutan dalam proses pengelolaan pelepah pisang menjadi serat dan tali, yang dapat digunakan untuk membuat berbagai produk kerajinan seperti tas, tali hias, dan bahan dekoratif ramah lingkungan. Proses latihan meliputi tahap pengenalan bahan,teknik pemintalan manual dan menggunakan alat bantu, serta pengemasan produk.
Melalui pelatihan ini, diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup Masyarakat dan dapat mandiri secara ekonomi. Hasil dari kerajinan yang dibuat dapat dijual di pasar dalam negeri dan memungkinkan juga untuk dapat dieksport untuk dipasarkan ke luar negeri. Pelatihan ini juga sebagai bentuk tanggungjawab pemerintah dalam mengentaskan angka kemiskinan di Indonesia.
Selain pelatihan, kegiatan kegiatan ini juga disertai dengan penyerahan bantuan alat alat produksi seperti mesin pemintal kepada peserta, agar keterampilan yang diperoleh dapat langsung diaplikasikan dan dikembangkan menjadi usaha produktif ditingkat desa.
Kegiatan ini menjadi wujud nyata kolaborasi antara kementerian sosial dengan sektor swasta dan komunitas kreatif, dalam rangka memperluas peluang kerja dan kemandirian ekonomi bagi kelompok rentan. Melalui kerja sama dengan Hangsety Handycraft para peserta juga difasilitasi untuk memahami rantai nilai usaha dan peluang pemasaran produk ramah lingkungan dipasar lokal maupun digital.
Kami berharap kegiatan ini tidak hanya memberikan keterampilan baru, tetapi juga menjadi awal terbentuknya ekosistem pemberdayaan ekonomi lokal berbasis lingkungan, yang selaras dengan semangat sustainable livelihood dan pembangunan sosial berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan pendapatan para KPM PKH/ sembako dan akhirnya bisa naik kelas, imbunya. (Teddy)
















