Wujudkan Kemandirian Pangan, Dorong Penguatan Kawasan Bahari
Tanjungbalai | Lensa Expose.com
Badan Karantina Indonesia (Barantin) menggelar Seminar Nasional Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK) dan Workshop Biosekuriti dengan tema “Bersama Karantina Bersatu Meningkatkan Kemandirian Pangan”. Kegiatan nasional ini dilaksanakan di Hotel Grand Singgie Kota Tanjungbalai, 19-20 Agustus 2025, dengan menghadirkan jajaran Barantin, Pemerintah Kota Tanjungbalai, serta 38 Kepala Unit Pelaksana Teknis (KUPT) Karantina se-Indonesia.
Acara tersebut dibuka langsung oleh Kepala Badan Karantina Indonesia, Dr. Sahat M. Panggabean, dan dihadiri oleh Wali Kota Tanjungbalai, Mahyaruddin Salim B didampingi Wakil Wali Kota Muhammad Fadly Abdina, serta seluruh jajaran Pemerintah Kota Tanjungbalai.
“Kehadiran para pemangku kepentingan dari pusat hingga daerah menegaskan pentingnya penguatan sistem karantina dan biosekuriti sebagai garda terdepan menjaga mutu serta ketahanan pangan nasional, khususnya di sektor perikanan”.
Dalam sambutannya, Wali Kota Tanjungbalai, Mahyaruddin Salim, mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan dipilihnya Kota Tanjungbalai menjadi tuan rumah kegiatan bergengsi ini. Ia menegaskan bahwa Pemko Tanjungbalai tengah menyiapkan Balai Instalasi Karantina Hewan dan Tumbuhan yang diharapkan segera terealisasi. Selain itu, Mahyaruddin Salim menekankan pentingnya percepatan pembangunan Pelabuhan Perikanan Tanjungbalai sebagai ikon kawasan bahari di Pantai Timur, yang tidak hanya memperkuat sektor kelautan dan perikanan, tetapi juga berpotensi menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tanjungbalai, jelasnya.
Sementara itu, Kepala Barantin, Dr. Sahat M. Panggabean, yang juga putra daerah Tanjungbalai, menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Kota Tanjungbalai atas komitmen membangun infrastruktur penunjang perikanan. Ia menegaskan dukungan penuh Barantin terhadap terwujudnya Pelabuhan Perikanan dan Instalasi Karantina di Tanjungbalai.
Menurutnya, hal ini akan menjadi pondasi penting dalam menjaga daya saing produk perikanan Indonesia sekaligus mendukung kemandirian pangan nasional.
Sebagai bukti nyata komitmen, dalam kesempatan tersebut Barantin juga memberikan Sertifikat Eksportir kepada PT Halindo, sebuah perusahaan pengolahan hasil perikanan di Tanjungbalai yang dinilai berhasil menerapkan prinsip biosekuriti dalam pengolahan produknya. Pemberian sertifikat ini diharapkan menjadi pemicu bagi perusahaan perikanan lainnya untuk terus meningkatkan standar mutu dan keamanan produk sehingga mampu bersaing di pasar ekspor.
Lebih lanjut, Dr. Sahat mengungkapkan rencana strategis Barantin untuk menyelenggarakan Seminar Karantina Internasional di masa mendatang, yang akan menghadirkan importir dari berbagai negara. Hal ini diharapkan membuka peluang lebih luas bagi produk-produk perikanan asal Tanjungbalai untuk merambah pasar global.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini menghadirkan para pakar, akademisi, dan praktisi perikanan. Berbagai materi tentang identifikasi, pencegahan, serta pengendalian HPIK, hingga penerapan biosekuriti secara berkelanjutan, dibahas secara mendalam lewat forum diskusi dan tanya jawab.
Dengan terselenggaranya seminar nasional ini, Tanjungbalai tidak hanya menjadi pusat diskusi nasional mengenai ketahanan pangan dan biosekuriti, tetapi juga semakin meneguhkan posisinya sebagai kota bahari yang strategis di Pantai Timur Sumatera, dengan potensi besar untuk menjadi salah satu penggerak utama pembangunan ekonomi maritim Indonesia. (Mariyani)