Jumat, Juni 13, 2025
Bandung BaratJawa Barat

Dorong Kertajati Jadi Bandara Internasional Kargo, Dadang: Kita Dukung Ketahanan Pangan dan Peternakan

Bandung Barat | Lensa Expose.com

Anggota DPR RI Fraksi Golkar, Dr. H. Dadang M. Naser, S.H., M.I.Pol., melaksanakan reses masa persidangan III tahun 2024-2029 di Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Kegiatan ini dihadiri keluarga besar PDK Kosgoro dan difokuskan pada penyerapan aspirasi masyarakat serta penguatan silaturahmi antara wakil rakyat dan konstituen. Rabu, (11/06/2025).

Dadang M. Naser menyoroti pentingnya pengembangan sistem pangan nasional, terutama dalam hal peternakan, pertanian, dan distribusi logistik. Dalam pertemuan strategis baru-baru ini, Dadang menyampaikan gagasannya agar Bandara Kertajati dijadikan sebagai bandara internasional khusus kargo untuk ekspor dan impor barang hidup dan mati, termasuk hewan, ikan, dan tumbuhan.

“Kertajati harus menjadi jendela bandara kargo nasional. Di sana perlu ada balai karantina untuk mendukung kegiatan ekspor-impor, terutama impor bibit domba dari Australia yang kini masih harus melalui Cilacap, Surabaya, atau bahkan Tangerang,” ujar Dadang.

Dadang juga mengungkapkan bahwa usulan ini sudah disampaikan kepada Gubernur Jawa Barat. Ia menegaskan bahwa solusi terhadap stagnasi Bandara Kertajati adalah menjadikannya sebagai pusat logistik dan bukan hanya bandara haji dan umrah semata. Bandara Husein Sastranegara di Bandung diusulkan tetap beroperasi untuk penerbangan domestik agar terjadi pemerataan aktivitas penerbangan.

“Kita harus hidupkan lagi bandara-bandara yang ada. Sekarang dari Bandung ke Surabaya saja harus lewat Jakarta. Ini tidak efisien,” tegasnya.

Dalam pertemuan tersebut, Dadang juga menyoroti isu lingkungan dan distribusi pupuk. Ia menyampaikan bahwa pengurangan kuantum pupuk bersubsidi di beberapa kecamatan, termasuk di Kabupaten Bandung Barat, menjadi masalah serius bagi petani. “Jangan sampai pupuk tersedia, tapi petani masih kekurangan kebutuhan pupuk,” katanya.

Terkait dengan lingkungan, Dadang mengusulkan penerapan sistem agroforestri sebagai solusi atas kerusakan lingkungan, terutama di kawasan pertanian dan peternakan. Ia juga menekankan pentingnya pengelolaan sampah organik yang bisa dimanfaatkan menjadi pupuk organik.

Lebih lanjut, ia mengajak kolaborasi antara petani, peternak, UMKM, koperasi, dan media untuk bergerak dalam satu irama. “Gerakan Sabilulungan ini harus didorong bersama, termasuk melalui media sosial dan media massa lainnya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat,” tuturnya.

Dadang berharap hasil dari pertemuan ini bisa diterjemahkan dalam langkah konkret dan kebijakan nyata, terutama menjelang tahun-tahun politik. “Kalau ini dijalankan secara kolosal, Indonesia akan semakin cerdas dan mandiri dalam urusan pangan dan peternakan,” pungkasnya. (Tina)

Loading