Senin, Juni 2, 2025
Bandung BaratJawa Barat

Jalan Poros Lintas 5 Desa di KBB Rusak Parah Sejak 2018, Belum Tersentuh Perbaikan

Bandung Barat | LensaExpose.com

Jalan poros kabupaten yang menghubungkan lima desa, yaitu Desa Sindangkerta, Cintakarya, Puncaksari, Pasirpogor, dan Cijenuk, mengalami kerusakan parah sejak pemekaran wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada tahun 2018. Hingga kini, jalan sepanjang 5 kilometer dengan lebar sekitar 6 meter tersebut belum pernah mendapatkan sentuhan perbaikan dari pemerintah kabupaten. Sabtu, (31/05/2025).

Yayat Ruhiyat tokoh KBB wilayah selatan atau pemerhati pembangunan yg ada di KBB, Jalur ini merupakan akses vital yang menghubungkan dua kecamatan, yaitu Sindangkerta dan Cipongkor. Kondisi jalan yang dipenuhi lubang besar, batu lepas, dan genangan air saat hujan sangat mengganggu aktivitas warga.

“Setiap hari kami harus melewati jalan rusak ini. Kalau musim hujan, jalan jadi seperti kubangan. Banyak warga yang jatuh dari motor,” ujar Yayat saat diwawancarai oleh Media LensaExpose.com.

“Sejak pemekaran kabupaten tahun 2018, jalan ini belum pernah diperbaiki. Kami sudah berkali-kali mengusulkan melalui musrenbang, tapi sampai sekarang belum ada tindakan dari pihak kabupaten,” tambah Yayat.

Sebagai bentuk kekecewaan, warga sempat melakukan aksi simbolis. Pada malam hari sebelumnya, sejumlah warga yang geram karena jalan tak kunjung diperbaiki, menanam pohon Pisang, dan Talas di tengah jalan yang berlubang. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap pemerintah yang dianggap tidak peduli terhadap kondisi infrastruktur di wilayah mereka.

Namun demikian, karena jalan ini merupakan jalur utama yang masih sangat dibutuhkan warga untuk aktivitas sehari-hari, terutama setiap hari Sabtu ada pasar tumpah Ranca panggung sebagian masyarakat akhirnya terpaksa menyingkirkan pohon-pohon tersebut agar bisa tetap melintas.

Kami paham kenapa warga menanam pohon pisang, itu bentuk keputusasaan. Tapi jalan ini akses hidup kami, jadi mau tidak mau pohon itu harus disingkirkan agar kendaraan bisa lewat,” ujar Yayat Ruhiat, warga sekaligus perwakilan masyarakat setempat.

Jalan ini bermula dari jalur utama dan masuk ke wilayah Peusing Sindangkerta, melintasi kelima desa yang sebagian besar warganya berprofesi sebagai petani. Kerusakan jalan berdampak besar terhadap distribusi hasil pertanian dan kelancaran roda ekonomi masyarakat.

Warga berharap pemerintah segera menanggapi keluhan ini dan mengambil langkah konkret. Jika terus dibiarkan, dikhawatirkan akses antarwilayah akan semakin terisolasi dan merugikan masyarakat secara sosial dan ekonomi. (Tina)

Loading