Selasa, Februari 25, 2025
Bandung BaratJawa Barat

Meningkatkan Pelayanan, Dinkes Bandung Barat Gelar Sosialisasi Public Safety Center 119

Bandung Barat| Lensa Expose.com

Meningkatkan pelayanan dan dalam rangka penguatan jejaring Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat (Dinkes KBB) menggelar acara  Sosialisasi Public Safety Center (PSC) 119, kepada para supir ambulance desa Se-KBB.

Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) adalah mekanisme pelayanan terpadu yang dirancang untuk menangani pasien atau korban dalam kondisi gawat darurat secara cepat dan tepat. Sistem ini mencakup pelayanan pra-Rumah Sakit, di Rumah Sakit, dan antar Rumah Sakit, dengan tujuan utama meningkatkan akses dan mutu pelayanan kegawatdaruratan serta mengurangi angka kematian dan kecacatan.

Di Indonesia, implementasi SPGDT diwujudkan melalui pembentukan Public Safety Center (PSC) dengan nomor panggilan darurat 119. PSC 119 berperan sebagai pusat koordinasi yang menerima panggilan darurat dari masyarakat dan mengoordinasikan respons cepat melalui pengiriman ambulans serta tenaga medis ke lokasi kejadian.

Layanan ini beroperasi 24 jam sehari untuk memastikan penanganan segera terhadap kasus-kasus gawat darurat.

Di Kabupaten Bandung Barat khususnya, implementasi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) dikelola oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat.

Dr.Ridwan Abdulah Saputra, Selaku Kepala Dinas Kesehatan KBB menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah sosialisasi tentang bagaimana cara memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

“Pertama kita launcing PSC 119, untuk melakukan kegiatan khususnya kepada para supir ambulance, jadi kegiatan ini tentunya dalam rangka memberikan layanan kepada masyarakat untuk lebih cepat kemudian efektif dan aman. Pertama mulai dari merujuk pasien dari rumah atau dari Fasilitas kesehatan pertama, sampai ke Fasilitas kesehatan rujukan,” jelasnya, Rabu (19/02/2025) dibalai Gempungan, Gedung B KBB.

“Jadi supaya berjalan dengan aman sesuai dengan prosedur, karna disini juga ada materi septy drivingnya, jadi dalam membawa pasien itu ada prosedur, jadi tidak semua pasien itu harus di bunyikan shrine misalnya kan ada dari pasieun tertentu.” tambah Dr. Ridwan

Selain itu, Dr. Ridwan juga menjelaskan selain kegiatan sosialisasi, dirinya juga memberikan pelatihan tentang bantuan hidup dasar kepada para supir ambulance.

“Dalam kegiatan ini kita juga akan memberikan pelatihan tentang bantuan hidup dasar kepada supir ambulance, karna ujung tombak keselamatan transportasi pasien rumah sakit rujukan adalah supir ambulance,” jelasnya.

“Ini juga sekarang kita udah mulai memberikan pelatihan untuk bantuan hidup dasar. Kegiatan seperti ini sudah kesekian kalinya di laksanakan, sebelumnya kita mengadakan kegiatan seperti ini untuk para supir dan ajudan bupati, sekda dan para OPD,” tambahnya.

Ridwan berpesan, agar para supir ambulance untuk tetap mentaati prosedur dan mengimbau untuk terus meningkatkan pengetahuan pentingnya menjadi supir ambulance yang baik dan benar.

“Saya mengimbau untuk para supir ambulance untuk selalu mentaati prosedur dan yang paling penting adalah tingkatan  pengetahuan dan pengalaman sebagai ilmu bagaimana peran dari seorang supir ambulance yang baik dan benar,” tandasnya. (Tina)

Loading