Menu

Mode Gelap
Seorang Pria Ditemukan Meninggal di Kebun Sawit PT CKT, Diduga karena Riwayat Sakit Bupati Anwar Sadat Teken MoU Pembangunan Jargas Sebanyak 6.661 Sambungan Rumah Komisi IV DPRD Kota Bogor Ajak Sekolah Swasta Ikuti Program Pelunasan Ijazah Wali Kota Bersama Forkopimda Tanjungbalai Bagikan Bantuan Sosial dan Kartu BPJS Ketenagakerjaan Kepada Nelayan Wali Kota Mahyaruddin Salim Terima Audiensi Aliansi Serikat Buruh/Serikat Pekerja Bersatu Kota Tanjungbalai Terima Audiensi Bamagnas Pemko Tanjungbalai Mendukung Kegiatan Keagamaan dan Junjung Tinggi Toleransi Antar Umat Beragama

Ekonomi Bisnis

Jelang Idul Adha, Harga Pangan di Pasar Tradisional Leuwiliang Bogor Tidak Ada Kenaikan Harga Signifikan

badge-check


					Jelang Idul Adha, Harga Pangan di Pasar Tradisional Leuwiliang Bogor Tidak Ada Kenaikan Harga Signifikan Perbesar

LEUWILIANG,Lensaexpose.com – Jelang lebaran hari Raya Idul Adha, sejumlah bahan pangan dan pokok di Pasar Tradisional Leuwiliang Bogor Jawa-Barat masih relatif normal.

Seperti yang di update per tgl 10 Juni 2024 oleh petugas pengecekan harga di Pasar Tradisional Leuwiliang Bogor, Jaki bahwa sejumlah bahan pangan tidak mengalami kenaikan harga yang signifikan dan masih relatif normal.

Staf unit bagian pengecekan harga bahan pangan dan pokok, Jaki menyampaikan bahwa menjelang hari raya Idul Adha tahun ini belum ada kenaikan harga yang cukup signifikan, dan masih relatif normal.

“Kalau harga pangan sayur mayur saat ini sih masih relatif normal aja, cuman paling harga beras premium aja sekarang ada kenaikan harga jadi Rp. 16.000,- ribu rupiah perkilogram. Tadinya dari harga 14.000,- ribu rupiah,” ujar Jaki kepada Wartawan diruang kerjanya. Senin, (10/06/2024).

Sementara bahan pangan pokok lainnya seperti Cabai, Bawang dan Tomat belum ada kenaikan harga masih relatif normal saja.

“Tomat sempat naik 20 ribu, sekarang turun harga jadi 15 ribu perkilogram. Cabai jenis rawit hijau masih di harga 40 ribu perkilogram, cabai merah besar 45 ribu perkilogram dan cabai jenis keriting 60 ribu perkilogram,” terangnya.

Sedangkan sambung Jaki, Cabai rawit hijau 30 ribu rupiah perkilogram dan cabai rawit merah 40 ribu rupiah perkilogram.

“Jadi belum ada kenaikan harga yang signifikan. Dan harga daging juga masih normal, di harga 130 ribu perkilogram. Paling kalau ada kanaikan itu biasanya di hamin 2 sebelum lebaran,“ ucapnya.

“Itu juga tidak terlalu tinggi sih, paling di harga 140-145 ribu rupiah perkilogram. Dan untuk ketersediaan bahan pokok di pasar Leuwiliang Alhamdulillah masih aman,” tambahnya.

Kendati demikian, pasca mengalami kebakaran pada bulan September 2023 lalu, menurut Jaki, para pengunjung pasar semakin berkurang. Para pedagang pun tidak sedikit yang mengeluhkan hal tersebut.

“Setelah kebakaran aja pengunjung pasar berkurang, dan pedagang juga pada ngeluh. Jadi perekonomian di pasar tidak stabil seperti biasanya. Contoh, seperti pedagang bawang yang biasanya habis 100 kilogram, sekarang hanya terjual di 50 kilogram aja.

Jadi terpaksa mereka kurangin, terus dari segi lahan yang disediakan juga pada sempit katanya,” ungkapnya.

“Saya harap sih segera ada percepatan pembangunan lagi, supaya para pedagang bisa menempati tempat yang bersih dan layak lah. Terus perekonomian juga bisa pulih kembali,” pungkasnya.

Hal sedana juga diungkapkan oleh Jhoni (35) salah satu pedagang sayur mayur di pasar Leuwiliang tersebut. Dirinya menyatakan bahwa untuk bahan pangan belum ada kenaikan harga yang signifikan.

“Belum ada kenaikan harga yang tinggi sih, cabai juga yang biasanya harga tinggi sekarang masih normal. Cuman yang lagi naik harga itu timun, tadinya dari harga 7.000 perkilogram, sekarang mencapai 12.000 perkilogram,” ucap Jhoni.

Selain itu, Jhoni juga mengeluhkan pendapatan omset yang kian hari makin merosot pasca lapak para pedagang yang mereka tempati di pasar Leuwiliang tersebut mengalami kebakaran hebat pada tahun 2023 lalu.

“Pokonya setelah kebakaran aja tuh omset para pedagang menurun drastis. Tidak seperti biasanya, pengunjung juga sepi, kalau diceritain mah sedih bang omset kami menurun,” ungkapnya.

“Kalau harapan saya dan para pedagang lainnya, meski ada kenaikan harga, tapi ekonominya stabil. Buat apa harga pangan murah meriah tapi ekonominya sulit,” pungkas Jhoni yang diamini dan di tepuk tanganin oleh para pedagang lainnya. (Rdy)

Baca Lainnya

Komisi IV DPRD Kota Bogor Ajak Sekolah Swasta Ikuti Program Pelunasan Ijazah

18 September 2025 - 09:30 WIB

Tingkatkan Pelayanan Pada Masyarakat, Pemerintah Desa Bojong Klapanunggal Renovasi Kantor Desa Menggunakan Dana  Bankeu (Samisade) Tahun  Anggaran 2025

17 September 2025 - 01:39 WIB

Desa Cijayanti Realisasikan Bankeu Samisade Bangun Betonisasi Jalan Lingkungan Tahun Anggaran 2025 

16 September 2025 - 14:25 WIB

Pemdes Kadumanggu Realisasikan Bankeu Samisade Bangun Jembatan Penghubung Batas Desa Tahun Anggaran 2025

16 September 2025 - 01:25 WIB

Semarak Pesta Rakyat RW 01 Meriahkan HUT RI ke-80 di Desa Margajaya

15 September 2025 - 06:52 WIB

Trending di Bandung Barat
UFABET pg slot เครื่องสล็อต ออนไลน์ เครื่องสล็อต บาคาร่า pg สล็อต สล็อต pg slot สล็อต สล็อต สล็อต ทดลองเล่นสล็อต