Harga Pupuk Melambung Tinggi, Gapoktan di Cimanggu Dua Siap-siap Beralih Fungsi Lahan Pertanian
Cibungbulang, Lensaexpose.com – Sejumlah kelompok tani di Desa Cimanggu Dua Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor kelukan harga pupuk yang melambung tinggi dan harus siap-siap beralih fungsi lahan pertanian.
Pasalnya, harga pupuk nonsubsidi saat ini kian semakin mahal mencapai Rp. 12.000,- perkilo gram dibanding dengan harga pupuk yang bersubsidi hanya 1.800 perkilogaram. Sedangkan hasil dari panen pertanian yang mereka tanam tidak sebanding dengan modal pupuk yang mereka keluarkan.
Seperti yang di sampaikan oleh Atang Gapoktan Sarimukti, ia keluhkan dengan harga pupuk nonsubsidi yang semakin mahal. Sedangkan tanaman pertanian yang mereka kelola tidak masuk dalam program komuditas pupuk yang bersubsidi.
“Ia jelas kami di sini sebagai petani sangat mengeluh dengan harga pupuk, sekarang harga pupuk perkilonya 12 ribu, itu yang nonsubsidi, kalau yang bersubsidi cuman 1.800 perkilonya. Dan jenis tanaman yang masuk komuditas itu hanya Padi dan jagung Hibrida, sedangan tanaman kami di sini tidak masuk di komuditas pupuk bersubsidi,” ungkap Atang saat mengikuti penyuluhan di Kp. Cisaeur, Rabu (9 November 2022).
Hal senada juga di sampaikan oleh Iwan Ketua Kelompok Tani Sarimukti, selain harga pupuk mahal, mereka juga kebingunan karena tanaman pertanian yang mereka kelola tidak masuk dalam komuditas pupuk yang bersubsidi.
“Saya ngeluh pak, sekarang harga pupuk pada mahal dan harus subsidi. Sedangkan kami mayoritas petani di sini kebanyakan pada nanem sayur mayur, seperti Kangkung, Bayam, terong dan Timun. Kalau yang nanem padi itu hanya sebagian aja, jadi kami kebingungan, apa harus beralih ke padi, jagung hibrida, cabai dan sebagainya yang masuk di komuditas pupuk bersubsidi,” ungkap Atang Gapoktan Sarimukti.
Sementara Salin Lakias sebagai penyuluhan pertanian wilayah binaan Cibatok Kecamatan Cibungbulang menjelaskan, saat ini pihaknya tengah melakukan penyusunan RDK pupuk bersubsidi di beberapa kelompok tani untuk tahun 2023.
“Jadi untuk mendapatkan pupuk bersubsidi itu harus melakukan penyusunan RDK pupuk di masing-masing kelompok. Seperti saat ini kami melakukan penyuluhan di Kelompok Tani Sarimukti dan Cintawargi Desa Cimanggu Dua,” ujar Salin.
Dalam giat penyuluhan tersebut, di hadapan para petani Desa Cimanggu dua Salin juga menjelaskan terkait kebijakan pemerintah mengenai Permentan nomor 10 tahun 2022 tentang harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi.
“Karena ada kebijakan pemerintah, jadi saya tadi sosialisasikan tentang itu. Ada perubahan komuditas tanaman yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi dan itu ada (9) sembilan jenis tanaman, dan itu mulai berlaku dari bulan juli 2022,” terangnya.
Dari 9 jenis tanaman, Kata Salin, yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi itu di antaranya tanaman Cabai, Jagung hibrida, Padi, Kedelai, Bawang Merah/putih, Tebu, Kakau, Coklat dan Kopi.
“Kalau harapan mereka (petani-red), ada kebijakan pemerintah. Jadi semua jenis yang mereka tanam itu bisa mendapatkan pupuk bersubsidi, sedangkan petani di sini kan kebanyakan pada nanem sayur-mayur.
Nah itu tidak masuk ke komuditas pupuk bersubsidi. Saya juga tadi saranin untuk lebih ke organik, jadi bisa menggunakan kompos, kotoran ayam, kotoran kambing dan yang lain,” jelasnya.
Selain itu, sambungnya, para petani juga keluhkan terkait dengan usulan realisasi pupuk yang tidak sama.
“Kami juga tadi dengarkan keluhan para petani mengenai usulan pupuk. Jadi realisai usulan pupuk itu tidak sama, misalkan usulan dari petani totalnya 10 ton jenis orea misalnya, tapi pada kenyataannya realisasinya dari pemerintah kurang dari 10 ton. Karena itu juga ada keterbatas dari pemerintah dalam memberikan subsidi secara penuh kepada para petani.
Nah itu jadi kendala juga bagi para petani, apalagi di sini sudah terbiasa menggunakan banyak pupuk. Jadi ketika harus beralih, itu sulit juga untuk merubah perilaku. Kalau harapan saya para petani di sini biar lebih sehat, beralih ke bertani organik walaupun sedikit demi sedikit dan beralih komuditas.
Saya di sini lebih condong ke Jagung pakan aja, karena menyesuaikan dengan lahan atau lokasi area pertanian,” jelas Salin Lakias sebagai Penyuluh Pertanian Lanpang Wilayah binaan Cibatok yang membawahi empat desa, Desa Cimanggu Dua, Cibatok Satu, Cibatok Dua dan Desa Ciaruteun Udik Kec. Cibungbulang.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa Cimanggu Dua, Senan menyampaikan ada dua kelompok tani yang melakukan permohonan terkait pupuk bersubsidi untunk tahun 2023, yaitu kelompok tani Sarimukti dan Cintawargi.
“Karena sekarang ada peraturan baru terkait pupuk bersubsidi, dan jeninya yaitu Pupuk Urea dan Ponska. Sedangkan di sini kabanyakan pada nanem sayur-mayur aja, mau tidak mau empat kelompok tani yang ada di cimanggu dua ini harus beralih ke tanaman Padi dan Jagung atau beralih ke pupuk yang lain,” ucapnya.
Senan juga menyampiakan bahwa ada seluas 25 hektar lahan pertanian yang saat ini masih produksi yang di kelolah oleh empat kelompok tani yang ada di desa cimannggu dua yang bercocok tanam palawija maupun padi. Ia juga berharap kepada pemerintah agar bisa melonggarkan aturan atau kebijakan bagi para petani di wilayahnya. (Rdy)