Pembangunan Rutilahu di Desa Cimanggu 2 Disinyalir Tidak Sesuai Target
Cibungbulang – Pembangunan rehabilitasi Program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) di Desa Cimanggu 2, Kecamatan Cibungbulang disinyalir tidak sesuai target dan tidak tepat waktu dalam pengerjaannya. Dampaknya, bahkan ada beberapa warga penerima manfaat Rutilahu harus rela tidur di musholah terdekat.
Diungkapkan salah satu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Rutilahu yang enggan namanya di publikasikan, inisial M mengatakan, bahwa iya beserta beberapa anggota keluarganya hampir dua pekan harus rela tidur di mushola lantaran rumahnya yang sedang dibangun dari Program Rutilahu itu tak kunjung selesai.
Bahkan, ada beberapa unit rutilahu yang bangunannya sudah dibongkar dari jauh-jauh hari dan sampai saat ini baru pemasangan bata hebel bagian atas.
“Saya nempatin Musholla ini dari awal rumah dibongkar aja. Pertama dikerjakan sampe sekarang belum ada sebulan sih, kerena emang lambat dari tukang, jadi baru itu aja yang di atas yang baru dikerjakan, karena emang inimah fokus rehab yang atas bang,” ungkap M kepada wartawan kemarin.
Saat dikonfirmasi, Ketua LPM Ade Aka Sanusi mengatakan, kendala lamban nya pengerjaan tidak hanya terkendala pada tukang. Namun, upah tukang-pun yang ditanggung KPM juga menjadi kendala.
“Jadi gini bang, upah kerja kan anggarannya cuma 2 juta, sedangkan sehari tukang sama kenek 200 ribu, itu belum termasuk makan sama rokok. Jadi sebetulnya sih bukan kendala dari tukang, itumah kendalanya dari ongkos tukang, kalo tukang kan pasti banyak.,” katanya.
Ade Aka Sanusi mengatakan, awalnya Ia justru sempat menanyakan kepada salah satu KPM Rutilahu tersebut soal kesiapan swadayanya atau menanggung biaya jika memang biaya dari program tersebut tidak mencukupi, sehingga harus dibebankan kepada penerima manfaat.
“Dari awal saya tanya ke penerima, siap engga swadayanya? kalo emang gak siap saya (Akan) alihkan ke orang kain. Solnya kami melihat budget buat tukang cuma segitu (2 juta-red) paling cukup buat sepuluh hari doang, selebihnya ditanggung penerima manfaat,” katanya.
Ade Aka Sanusi menyampaikan, awalnya pihaknya memang menargetkan pembangunan RTLH tersebut selesai dalam waktu 20 hari selesai.
“Tapi pada kenyataannya kan gak beres, ada aja kendalanya dilapangan. Bahkan sebagian rumah baru 80 persen, belum ada yang pinising. Mangkanya saya mau cek ke lapangan langsung,” katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Cimanggu 2, Senan membenarkan, bahwa adanya keterlambatan dalam pengerjaan pembangunan rehabilitasi Rutilahu tersebut justru kendalanya adalah keterbatasan tukang yang harus dibagi-bagi lantaran ada 20 unit rumah yang harus di kerjakan di wilayah itu.
“Iya itu memang kendala dari tukang, satu rumah cuma dua orang, tukang sama kenek, selebihnya swadaya dari penerima bantuan. Sedangkan kita ada 20 rumah yang harus dikerjakan, jadi harus dibagi-bagi. Itu juga sebagian tukang kami pake dari luar supaya cepet beres, tapi sampai sekarang belum kelar juga,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Desa Cimanggu Dua, Kecamatan Cibungbulang saat ini sedang membangun Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) bantuan dari Provinsi (Banprov) Jabar tahun anggaran 2022.
Informasi yang dihimpun, pembangunan Rutilahu tersebut di danai dari Bantuan Provinsi (Banprov) sebesar Rp 400 juta tahun anggaran 2022 untuk pengalokasian 20 (Dua puluh) unit Rutilahu.
“Alhamdulillah pembangunan Rutilahu yang sedang berjalan saat ini baru 8 unit sudah mencapai 30 persen, 40 persen dan ada juga yang sudah mencapai 50 persen, dari 20 unit yang tersebar di wilayah RW 01-08. Tapi hari ini insya Allah pengerjaanya semuanya serentak,” ungkap Ketua LPM Desa Cimanggu Dua, Ade Aka Sanusi. (Rdy)