Gaungkan Toleransi, YSK dan SFCG Gelar Dialog Lintas Iman Dan Kepercayaan
KEMANG,Lensaexpose.com – Peningkatan dan penguatan komunikasi lintas iman dan kepercayaan menjadi sebuah keharusan yang harus terus dikembangkan. Dengan berjumpa dan berdiskusi diharapkan semua pihak mampu memperkuat perspektif toleransi sebagai modal sosial yang kuat untuk kerukunan dan perdamaian bersama.
Hal tersebut ditegaskan Sugeng Teguh Santoso Ketua Yayasan Satu Keadilan (YSK) saat membuka kegiatan Dialog Lintas Iman dan Kepercayaan, yang berlangsung di Joglo Keadilan, Parakan Jaya, Kecamatan Kemang.
“Selain mampu memperkuat toleransi dan perdamaian, dialog lintas iman dan kepercayaan juga bertujuan untuk dapat saling memahami dan menghormati keyakinan masing – masing dari setiap manusia,” ucap Sugeng Teguh Santoso, Rabu (13/7/2022).
STS sapaan akrabnya menjelaskan, giat Dialog Lintas Iman dan Kepercayaan ini diadakan Yayasan Satu Keadilan bekerja sama dengan Searc For Common Ground Indonesia yang didukung oleh DRL yang tengah mengembangkan program guna mempromosikan toleransi serta keberagaman di Indonesia.
Tampak hadir dalam dialog tersebut, Dr. Syamsul Bahri, M.Pd, selalu Direktur Penerangan Agama Ditjen Bimas Islam, Kementerian Agama RI, Amirulloh, M.Ag, Analis Kebijakan Ahli Muda – Kasi Pengembangan Penyuluh Agama Islam, Pimpinan FKUB Kota Bogor, Bapak H. Hasbulloh, SE., MA.Ek , Pimpinan FKUB Kota Depok, Lutfianto, M.Sc., Country Representative Search for Common Ground (SFCG) Indonesia, Bahrul Wijaksana.
Selain itu hadir pula, Taylor Brown dari Departemen Luar Negeri AS (Amerika Serikat), Biro Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Buruh serta perwakilan Kedutaan Amerika, Bapak Greg Bauer (Human Rights and Religious Freedom Officer), Aang A. Bakar (Political Specialist) dan Muhammad Hafidz, Direktur Eksekutif Centra Initiative yang menjadi fasilitator kegiatan ini.
“Tujuan dari kegiatan dialog antar iman dan kepercayaan ini diantaranya untuk mendapatkan pandangan perwakilan agama atau kepercayaan sebagai upaya bersama untuk membangun toleransi keberagaman di masyarakat, khususnya di Bogor dan Depok,” papar STS.
Selain itu, sambungnya, dialog ini juga bertujuan untuk memperkuat hubungan kerjasama kelembagaan dan individu guna membangun dan merawat toleransi di masyarakat.
“Karena beragama dan berkeyakinan adalah hak asasi setiap warga negara dimana setiap orang bebas menganut agama serta beribadat menurut agama dan kepercayaannya sebagaimana tertuang dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 29 ayat 1 dan 2,” imbuh STS.
Sementara Anis Hamim, selaku Manager Program SFCG Indonesia menjelaskan, Intoleransi dapat terjadi karena kurang nya pemahaman terhadap keberagaman yang ada di Indonesia dan banyaknya stereotype negatif tentang kelompok tertentu dan miss informasi antar pihak.
“Oleh sebab itu dialog lintas iman dan kepercayaan merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan oleh masyarakat Indonesia yang memiliki latar belakang kepercayaan dan agama yang berbeda,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan, saat ini SFCG yang memiliki kantor pusat di Amerika Serikat terus berupaya membangun kerjasama dengan semua pihak yang konsen dalam upaya mengembangkan toleransi serta uoaya perlindungan beragama dan berkeyakinan bagi setiap orang.
“Kami terus mempromosikan toleransi dan kerjasama secara lintas iman dan kepercayaan. Karena sejatinya, semua perbedaan perspektif bisa dikelola untuk menjadi sebuah kekuatan bersama guna membangun bangsa dan negara,” tukas Anis Hamim. (Rdy)