Kamis, November 21, 2024
ParlemenSosial & Budaya

Anggota DPRD Provinsi Lampung Komisi V dari Dapil IV Gelar Sosialisasi Tentang Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan

Tanggamus, Lensa Expose.com

Anggota DPRD Provinsi Lampung Komisi V dari Dapil IV (Tanggamus, Pesibar, ,Lambar) Dr ( C ). Hi Yanuar Irawan,SE.,MM mengadakan sosialisasi tentang “Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan” di Rumah Dinas Ketua DPRD Kabupaten Tanggamus, Sabtu (27/2/21).

Dalam acara sosialisasi tersebut turut hadir wakil Bupati, ketua DPRD kabupaten Tanggamus dan anggota DPRD dari fraksi partai PDIP, serta para kader partai PDIP.

Pada kesempatan itu, Hi. AM. SYAFI’I, S.Ag. (Wakil Bupati Tanggamus) menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah amanah dari DPRD provinsi Lampung yang harus di sampaikan.

“Kita harus membangun sinergi untuk menciptakan hal-hal yang di perlukan untuk menjaga keutuhan ideologi Pancasila, kita harus sering memberikan sosialisasi dan pengertian bahayanya paham radikalisme yang bisa memecah belah bangsa,” kata Safi’i

Sebagai narasumber Hi Yanuar Irawan,SE.,MM., menyampaikan kepada semua fraksi partai PDIP Kabupaten Tanggamus lebih mewaspadai adanya radikalisme model baru yang berkembang saat ini.

Kepada aspirasi rakyat Lampung menyampaikan, Saya harap rekan-rekan fraksi harus serius untuk memahami materi ini karena anda nantinya yang akan mengimplementasikan ke bawah.

“Perlu di ketahui, saat ini banyak faham-faham radikal baru yang ada di negara kita antara lain radikal persoalan keyakinan atau radikal Takfiri mereka menganggap jika tidak sepaham dikatakan kafir kemudian radikal tindakan atau terorisme sifatnya lebih ekstrim,” katanya.

Dalam paparannya ada 3 isu besar yang perlu di waspadai oleh seluruh elemen masyarakat terutama para anggota dewan karena dapat memicu emosi umat saat ini

1. Sosial soal ritual, jangan mendekotomikan ritual-ritual yang ada karena untuk perbedaan ras sudah clear.

2. Simbol-simbol keagamaan, jangan mempermasalahkan perbedaan dan harus bertoleransi

3. Ketidakadilan sosial menurut persepsi masing-masing

Meski demikian, tambah Hi Yanuar Irawan,SE.,MM.,, dalam penyampaian ke masyarakat harus dilakukan sesuai dengan bijak dan bukan dengan penekanan.

“Adapun langkah-langkah yang dilakukan harus sesuai dengan fungsi dewan melalui program-program yang kongkrit

1. Hindari menggunakan istilah anti radikalisme atau Intoleransi di publik, menggunakan istilah yang merangkul bukan memukul untuk merebut simpatik umat, serta mengkolaborasi 3 U kita harus merangkul ulama, umaroh dan umat.

2. Program kebangsaan dan cinta tanah air

3. Program berbakti pada ibu Pertiwi /padamu negeri

4. Program melenial berbakti

Ini semua harus dilakukan secara persuasif dan edukatif untuk menarik minat serta menambah keyakinan masyarakat untuk menjaga keutuhan NKRI,” jelasnya

Di tempat yang sama, Heri Agus Setiawan, S.Sos., menyampaikan bahwa masalah Ideologi tidak boleh dianggap remeh.

“Terkait ideologi ini tidak boleh di remehkan karena dapat memecahkan bangsa dan menghancurkan negara, maka ideologi bangsa kita Pancasila tidak boleh di ganggu gugat,” imbuhnya

Heri juga menghimbau kepada media supaya dalam menyampaikan berita harus lebih pandai menyikapi tentang kesadaran berideologi Pancasila.

“Saya harap kepada rekan-rekan yang hadir kususnya kepada kawan media hendaknya lebih jeli terhadap pemberitaan yang bersinggungan dengan ideologi, karena perlu kita perhitungkan dampak dari pemberitaan yang berkaitan dengan ideologi kita,” terangnya.

Dalam acara tanya jawab, Anggota DPRD Kabupaten Tanggamus Buyung Zainudin menyapaikan pendapatnya. Dulu jaman orde baru ada pelajaran PMP dan P4 untuk sekolah-sekolah.

“Mungkin karena kurikulum yang berubah hendaknya acara seperti ini dilakukan oleh rekan-rekan anggota dewan ketingkat bawah dengan bekerjasama dengan Kesbangpol Kabupaten Tanggamus untuk melakukan sosialisasi,” pintanya.

Tanggapan atas permintaan itu, Heri akan berkoordinasi dengan rekan dewan dan pemerintah daerah untuk mengapresiasi hal tersebut dan mengupayakan akan dilaksanakan 3x dalam setahun dan perlunya anggaran. Pungkasnya. (Masri Sp)

 

Editor : Rdy

Loading