Selama Masa Pandemi Covid-19, Tenaga Pendidik di Ciseeng Door Tudor Kerumah Siswa Masing-Masing
Bogor, Lensa Expose.com
Dalam masa pandemi Covid-19 yang saat ini masih belum juga usai, pembelajaran sekolah harus dilakukan dengan cara daring maupun luring sesuai aturan pemda Kab Bogor. Kegiatan itupun telah berlangsung pada awal mulai penyebaran Covid 19, dan sekolah-pun dituntut untuk menerapkan aturan secara disiplin berlaku bagi guru, murid maupun tamu yang datang harus menerapkan protokol kesehatan yang telah di anjurkan oleh Pemda Kabupaten Bogor.
Hal tersebut di ungkapkan oleh Neja M.Pd. selaku Kepala Sekolah (kepsek) SDN Kamulyaan yang berlokasi di Desa Cibeuteung Muara, kec. Ciseeng Kab. Bogor (Senin,25/1/21).
“Pada masa pandemi ini kegiatan pembelajaran di sekolah berlangsung secara daring dan luring. Namun untuk kegiatan belajar secara daring siswa ada kendala/ gangguan dari signal handphone, yaitu lemot,” ujar Neja
Selain dari gangguan signal yang menjadi kendala proses pembelajaran, bahkan masih banyak yang tidak memiliki alat komunikasi/ Handphone (HP).
“Ada juga siswa sebagian yang tidak punya alat komunikasi HP, namun hal itu tidak menjadi masalah. Tetap, prosea pembelajaran berlangsung secara during, dengan cara guru mendatangi siswa kerumahnya masing-masing,” paparnya.
Dikatakannya Neja, selain itu ada juga orang tua siswa yang datang ke-sekolah mememui guru apabila anaknya tidak punya HP atau ada keperluan pembelajaran yang harus di ambil dari sekolah.
“Contohnya pekerjaan rumah atau bahan ujian dan yang lain untuk keperluan anak,” ucapnya.
Neja melanjutkan, upaya pencegahan penyebaran Virus Covid-19, pihak sekolah telah menerapkan Prokes yaitu 3M : menyiapkan sarana cuci tangan keran di setiap kelas, hand sanitazier, alat semprotan, dan untuk masker juga seragam telah dibagikan, bantuan dari Pemda tapi terbatas.
“Biaya sarana dalam pencegahan penyebaran Virus Covid-19 ini juga di bebankan pada dana bos sebesar 20 persen,” katanya
Sementara itu, dengan jumlah murid 300 orang, sarana WC masih kurang, yang tersedia hanya 3 kamar masih kurang 7 kamar lagi. Selain itu juga pagar sekolah belum ada termasuk kondisi gedung perpustakaan sudah tidak layak huni dan harus di rehab. Paparnya
“Baru baru ini pihak Bappeda sudah datang ngecek kondisi sekolah sekitar bulan desember tahun 2020 yang lalu,” katanya.
Neja juga berharap agar sarana pagar, wc dan perpustakaan bisa di benahi untuk kenyamanan guru dan siswa.
“Padahal saya udah mau pengsiun pada bulan pebruari tahun 2021 ini,” ujar Neja.
Penulis : Zul
Editor : Rudi H